Nilai Mata Uang Lebanon Anjlok, Demonstran Kembali Turun ke Jalan

Demonstran membakar ban dan memblokir jalan di Beirut, Lebanon (foto: dok).

Demonstran membakar ban dan memblokir jalan di Beirut, Selasa (16/3), ketika nilai mata uang Lebanon anjlok ke titik terendah, melampaui tonggak sejarah baru.

Menurut pedagang, nilai tukar pound Lebanon sekitar 15.000 terhadap dolar Amerika, turun sepertiga dalam dua minggu ini menjadi hampir sepersepuluh dari nilainya pada akhir 2019, ketika krisis ekonomi dan keuangan Lebanon dimulai.

Bank-bank memblokir akses ke deposito dolar, dan kemiskinan meluas - tetapi politisi belum mengajukan rencana penyelamatan yang bisa memungkinkan bantuan asing.

BACA JUGA: Demonstrasi Lumpuhkan Lebanon di Tengah Krisis Ekonomi dan Politik

"Satu-satunya solusi adalah segera membentuk pemerintahan. Biarkan mereka bangun sekarang. Kasihanilah kami. Kami mengemis pada kalian! Lihatlah kondisi kami, kami kelaparan. Kami sekarat."

Komisi di parlemen membahas pinjaman darurat untuk perusahaan listrik negara setelah menteri energi memperingatkan bahwa, tanpa tambahan uang, listrik akan padam di seluruh Lebanon pada akhir Maret. Anggota parlemen hanya berhasil menjanjikan $200 juta dari $1 miliar yang diminta, dan jumlah itu kini menunggu persetujuan parlemen.

Perdana menteri sementara, Hassan Diab, mengatakan ada upaya untuk mendapat kredit karena bahan bakar untuk pembangkit listrik hampir habis. Ia juga mengatakan subsidi untuk bahan-bahan kebutuhan pokok tersedia hingga Juni. Prospek bahwa subsidi itu akan dihapus telah memicu kekhawatiran akan meningkatnya kelaparan dan peringatan bencana dari PBB.[ka/lt]