NSA Ancam Tuntut Produsen Kaus Parodi

  • Jim Randle

Demonstran pendukung Edward Snowden di Jerman memakai kaos dengan tulisan parodi singkatan Badan Keamanan Nasional AS (NSA). (Foto: Dok)

Badan Keamanan Nasional AS (NSA) dan Departemen Keamanan Dalam Negeri mengancam menghentikan penjualan kaus yang mengolok-olok mereka.
Badan Keamanan Nasional (NSA) dan Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) Amerika Serikat telah mengancam akan mengajukan gugatan hukum untuk menghentikan penjualan kaus-kaus yang mengolok-olok dua lembaga pemerintah yang berkuasa ini.

Namun para pembuat kaus mengatakan NSA dan DHS adalah pihak-pihak yang telah melanggar hukum karena menyerang kebebasan berbicara, salah satu pilar masyarakat demokratis.

Hakimlah yang akan memutuskan siapa yang benar.

Salah satu kaus menyebut NSA "satu-satunya lembaga pemerintah yang benar-benar mendengarkan," sebuah lelucon yang menyindir program pengintaian NSA yang kontroversial. Parodi lain menunjukkan logo DHS, yang ditulis ulang menjadi "Department of Homeland Stupidity" (Departemen Kebodohan Dalam Negeri).

Para pejabat lembaga-lembaga tersebut telah mengirimkan surat-surat bernada keras pada percetakan yang membuat dan mendistribusikan desain-desain ini, menuntut mereka menghentikan segera prosesnya, menurut perancang kaus Dan McCall. Ia mengatakan surat-surat itu mengutip undang-undang federal yang melarang penggunaan tanpa izin atau perusakan logo-logo pemerintah.

McCall mengatakan tuntutan itu melanggar kebebasan berbicara yang dijamin oleh Konstitusi AS.

"Kami ingin ada kejelasan dalam undang-undang tersebut, namun juga ingin menegaskan fakta bahwa kritikan, dalam hal ini parodi mengenai pemerintah, adalah dibenarkan dan sama sekali bukan tindakan kriminal," ujar McCall.

Pengacara Paul Levy yang membela desainer kaus tersebut mengatakan pesan-pesan dalam kaus-kaus tersebut adalah satir, dan itu bagian dari debat mengenai peran dan perilaku pemerintah.

"Saya kira jelas bahwa rancangan-rancangan yang dibuat McCall adalah pidato politik yang dilindungi," ujar Levy, yang bekerja untuk kelompok advokasi Public Citizen.

Profesor hukum Tim Zick dari College of William and Mary mengatakan kebebasan berbicara adalah fundamental bagi demokrasi.

"Ada Amandemen Pertama dalam Konstitusi yang melindungi kemerdekaan berbicara, dan hal ini telah lama diterjemahkan untuk melindungi kritikan terhadap pemerintah. Prinsipnya adalah keyakinan bahwa para warga negara akan lebih baik berada dalam masyarakat yang bisa mengatur dirinya sendiri dan bisa membahas isu-isu publik di antara mereka," ujar Zick.

Badan intelijen CIA juga menjadi sasaran kritikan. Dan setiap presiden juga telah diolok-olok, menurut Profesor Zick.

George W. Bush disebut bodoh dan Presiden Barack Obama dipanggil pembohong oleh para penyerangnya.

Para pejabat DHS dan NSA menolak diwawancara dan berkomentar untuk isu ini. Masalah ini telah dibawa ke pengadilan federal.