Presiden Amerika Barack Obama mengatakan di sela-sela KTT APEC di Honolulu, Hawaii (13/11), bahwa ia menggunakan pertemuan empat mata dengan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy sebelumnya bulan ini untuk mengutarakan kekecewaannya atas suara Perancis yang mendukung Palestina menjadi anggota UNESCO.
Pertemuan empat-mata Obama yang berlangsung tanggal 3 November lalu dengan Presiden Sarkozy menjelang pertemuan puncak G-20 di kota Cannes, Perancis, menjadi kepala berita internasional setelah staf Istana Elysee, atau istana presiden Perancis, secara tidak sengaja 'menyiarkan' sebagian dari pembicaraan kedua pemimpin itu kepada sekelompok wartawan di ruangan lainnya.
Sementara wartawan mendengarkan terjemahan serentak pembicaraan itu, mereka mendengarkan Sarkozy mengritik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai seorang pembohong yang tidak dapat ia tahankan.
Kedua pemimpin tidak tahu bahwa mikrofon mereka telah dihidupkan. Obama tampaknya simpati kepada Sarkozy, dengan mengatakan “Anda mungkin muak dengan Netanyahu, tetapi saya harus bekerja dengan dia setiap hari.”
Ketika ditanya mengenai ucapan tersebut dalam jumpa pers di Honolulu hari Minggu malam, Obama mengatakan ia tidak mau mengomentari bagian dari pembicaraan itu. Tetapi, ia mengatakan hal utama yang ia sampaikan kepada Presiden Perancis itu adalah kekecewaannya bahwa Perancis mendukung penguasa Palestina memasuki UNESCO tanggal 31 Oktober walaupun sudah mengetahui bahwa dengan masuknya Palestina ke dalam UNSECO akan memaksa Washington memotong dana bagi badan itu.
Para anggota UNESCO dengan suara besar menyetujui keanggotaan Palestina. Dan Israel, Amerika Serikat, serta beberapa sekutu mereka memberi suara yang menentang. Undang-undang Amerika melarang pemerintah mendanai setiap badan PBB yang menerima Palestina sebagai anggota penuh.
Obama mengatakan ia mengemukakan argumentasi kepada Sarkozy bahwa satu-satunya cara menyelesaikan sengketa Israel-Palestina dan menciptakan negara Palestina adalah melalui perundingan. Ia mengatakan usaha Palestina untuk melangkahi proses tersebut dengan meminta pengakuan negara Palestina dari PBB, tidak akan berhasil.