Obama Calonkan Jeh Johnson sebagai Menteri Keamanan Dalam Negeri

  • Dan Robinson

Presiden Barack Obama berdiri di samping Jeh Johnson, orang yang dicalonkannya sebagai menteri keamanan dalam negeri, di Rose Garden, Gedung Putih, Washington,18/10/2013

Presiden Barack Obama hari Jumat mencalonkan mantan pengacara departemen pertahanan – Jeh Johnson – sebagai menteri keamanan dalam negeri.
Johnson berperan besar menjelaskan justifikasi hukum pemerintahan Obama atas penggunaan pesawat tanpa awak dan serangan-serangan mematikan, serta kebijakan-kebijakan Amerika tentang penahanan.

Jika disetujui Senat Amerika, Jeh Jonhson akan menjadi menteri keamanan dalam negeri keempat, menggantikan Janet Napolitano yang memimpin Departemen Keamanan Dalam Negeri dalam periode pertama pemerintahan Obama.

Departemen Keamanan Dalam Negeri yang memiliki anggaran 60 milyar dollar dan mempekerjakan 240 ribu staf itu dibentuk setelah serangan teroris 11 September 2001.

Dalam perannya di Pentagon, Jeh Johnson bertanggungjawab mengkaji dasar hukum operasi militer yang disetujui Presiden Obama dan menteri pertahanan.

Ketika mengumumkan pencalonannya, Presiden Obama menyampaikan rasa hormat atas peran Jeh Johnson dalam urusan keamanan dalam negeri Amerika, dan memastikan agar prinsip-prinsip Amerika dijunjung tinggi dalam perang melawan teroris.

“Jeh memiliki pemahaman mendalam terhadap ancaman dan tantangan yang dihadapi Amerika. Sebagai pengacara berpengaruh di Pentagon, ia membantu merancang dan mewujudkan banyak kebijakan yang membuat negara kita aman, termasuk keberhasilan kita membongkar pusat gerakan Al Qaeda di Fata – kawasan kesukuan di Pakistan. Ketika saya memerintahkan tim keamanan nasional untuk lebih terbuka dan transparan tentang kebijakan-kebijakan Amerika dan bagaimana pengambilan keputusan – khususnya yang terkait dengan upaya mencegah serangan teror – Jeh adalah salah seorang pemimpin yang berbicara dengan fasih tentang bagaimana kita menghadapi ancaman-ancaman saat ini dengan cara yang konsisten dengan nilai-nilai Amerika – termasuk aturan hukum,” papar Obama.

Jeh Johnson berterima kasih kepada Presiden Obama yang mempercayainya untuk melaksanakan tanggungjawab “yang penting dan luas” itu. Johnson ingat ia berada di New York tahun 2001 ketika teroris Al Qaeda menabrakkan dua pesawat penumpang ke menara kembar World Trade Center.

“Ketika hari yang indah – seperti hari ini – diguncang oleh serangan teroris terparah dalam sejarah Amerika, saya yang ketika itu berada di jalan kota New York jadi bertanya-tanya, ‘apa yang bisa saya lakukan?’. Sejak saat itu saya berupaya mengabdikan diri untuk menjawab pertanyaan itu,” kata Johnson.

Keterlibatan Johnson dalam pengambilan keputusan tentang penggunaan pesawat tanpa awak yang menarget tersangka teroris dan kebijakan penahanan, tampaknya akan membuatnya menghadapi pertanyaan keras dari para anggota Kongres dalam sidang konfirmasinya nanti.

Pernyataan-pernyataan Johnson sebelumnya persis seperti apa yang digambarkan Presiden Obama tentang perang melawan teroris, termasuk desakan presiden agar perang melawan “musuh yang tidak konvensional” tidak dilakukan dengan mengorbankan hukum dan prinsip Amerika.

Presiden Obama juga menyebut satu peran besar Jeh Johnson yaitu memandu laporan untuk mengkaji kembali kebijakan “Don’t Ask Don’t Tell” yang melarang warga gay bersikap terbuka tentang orientasi seksual mereka dalam militer.

Jika disetujui Senat, Jeh Johnson akan menjadi warga Amerika kulit hitam pertama yang menjadi menteri keamanan dalam negeri. Johnson berjanji akan mengabdikan seluruh “energi, fokus dan kemampuannya” untuk menjaga keamanan nasional Amerika.