Presiden Amerika Barack Obama sedang menuju kembali ke Washington dan akan dihadapkan pada perselisihan politik dengan para anggota Kongres dari kelompok oposisi tentang rencana sepihak Obama untuk mengubah kebijakan imigrasi Amerika.
Beberapa pembantu presiden di Gedung Putih mengatakan sekembalinya dari lawatan ke Asia dan pertemuan dengan beberapa pemimpin dunia, dalam beberapa hari ini, Presiden Obama bisa mengambil tindakan untuk mencegah deportasi sekitar lima juta migran yang tinggal secara gelap di Amerika.
Ketika meninggalkan Brisbane setelah KTT G20, Presiden Obama mengatakan siap menggunakan kekuasaan eksekutif untuk melangkahi Kongres dalam memberlakukan reformasi imigrasi. Presiden Obama menegaskan harapannya agar Kongres mengambil kebijakan reformasi yang komprehensif, tetapi jika tidak maka ia akan bertindak sendiri.
Presiden Obama mengatakan tidak akan terpengaruh dengan ancaman sejumlah anggota Kongres yang mengancam akan mengambil tindakan yang bisa memicu penghentian kegiatan pemerintah, jika ia memberlakukan aturan imigrasi yang baru.
Banyak anggota Kongres dari fraksi Republik yang mengecam Presiden Obama atas kemungkinan perubahan peraturan imigrasi tersebut. Mereka mengatakan aturan yang baru itu sama saja dengan memberikan amnesti kepada para imigran gelap.
Senat Amerika telah menyetujui paket reformasi imigrasi yang komprehensif lebih dari satu tahun lalu, tetapi faksi Republik di DPR telah menolak melakukan pemungutan suara guna memutuskan langkah itu.
Senator John McCain – anggota faksi Republik yang mendukung reformasi imigrasi itu – mendesak Presiden Obama “untuk memberi Kongres lebih banyak waktu” untuk melihat apakah keputusan itu bisa dilaksanakan. Ia mengingatkan bahwa tindakan eksekutif apapun bisa “berdampak” pada kerjasama antara Gedung Putih dan Kongres.
McCain – pesaing Obama dalam pemilu presiden tahun 2008 – adalah senator dari negara bagian Arizona di mana banyak imigran gelap menyeberang perbatasan dari Meksiko.