Obama Kumpulkan Dukungan untuk Reformasi Imigrasi

Presiden AS Barack Obama berpidato di SMA Del Sol di Las Vegas, Nevada (21/11). (AP/Isaac Brekken)

Obama membela keputusannya menggunakan hak eksekutif guna memperbaiki apa yang ia sebut sebagai sistem imigrasi yang cacat.

Presiden AS Barack Obama mengatakan tindakan eksekutifnya mengenai imigrasi, sumber daya penegakan akan fokus pada "penjahat, bukan keluarga; kriminal, bukan anak."

Obama mengatakan Sabtu (22/11) dalam pidato mingguannya bahwa rencana imigrasinya akan "membawa imigran-imigran yang tidak terdokumentasi keluar dari persembunyian sehingga mereka dapat bermain sesuai peraturan, membayar pajak, lolos tes latar belakang kriminalitas, dan mematuhi peraturan."

Pada Jumat, Obama menjelaskan langsung kepada publik tindakan eksekutifnya yang akan mencegah deportasi hingga lima juta imigran tanpa surat.

Presiden Obama kembali ke Sekolah Menegah Atas Del Soldi Las Vegas, Nevada, setelah hampir dua tahun yang lalu tampil di hadapan kumpulan orang yang serupa dan menyerukan dilakukannya reformasi imigrasi menyeluruh.

Dalam pidato Januari 2013, satu minggu setelah diambil sumpahnya untuk masa bakti kedua, presiden menyerukan Kongres untuk bertindak untuk menangani lebih dari 11 juta imigran gelap di Amerika.

Pada Jumat, Obama membela keputusannya menggunakan hak eksekutif guna memperbaiki apa yang ia sebut sebagai sistem imigrasi yang cacat.

Ia mengingatkan bahwa Kongres telah memiliki waktu 512 hari guna meloloskan rancangan undang-undang reformasi imigrasi yang sedianya sudah bisa ditandatangani menjadi undang-undang.

“Kenyataan bahwa satu setengah tahun sudah berlalu berarti waktu telah terbuang sia-sia. Dan selama masa itu, banyak keluarga yang anggotanya terpisah. Dan selama masa itu, bisnis telah dirugikan. Dan kita tidak bisa lagi menerima hal ini. Las Vegas, saya kembali ke Del Sol untuk menyatakan, saya tidak menyerah. Saya tidak akan menyerah," ujarnya.

Pidato presiden yang mendapat sambutan meriah itu disampaikan beberapa jam setelah Ketua DPR dari Partai Republik John Boehner, mengecam Obama dengan tajam karena menggunakan wewenang eksekutifnya untuk melindungi hampir lima juta orang dari deportasi.

“Dengan tindakan ini, presiden sengaja menyabotase upaya reformasi bipartisan yang katanya ia juga ingin wujudkan. Dan saya mengatakan kepadanya kemarin, ia merusak kepresidenan itu sendiri," ujarnya.

Menurut rencana Presiden Obama, imigran gelap yang memiliki anak warganegara Amerika atau penduduk tetap Amerika yang sah dan sudah berada di Amerika selama paling sedikit lima tahun, berhak untuk tidak dideportasi dan memperoleh izin kerja, tetapi tidak berhak memiliki status warga negara. Rencana ini juga menetapkan program pencegahan deportasi bagi kaum muda yang dibawa ke Amerika secara ilegal.

Boehner mengatakan Jumat hal ini akan mendorong lebih banyak orang masuk ke Amerika secara ilegal dan mengibaratkan tindakan Obama sebagai tindakan seorang raja atau kaisar.

Dalam pidatonya Jumat, presiden tidak mundur dan menyerukan Kongres untuk menghasilkan reformasi yang bisa bertahan lama. Ia mengulangi tema pidatonya kepada rakyat Amerika sehari sebelumnya yaitu bahwa Amerika adalah negara para imigran.

“Apakah kita lari untuk menghindari kelaparan, peperangan atau penganiayaan, apakah kita memiliki dokumen, koneksi atau ketrampilan yang layak, apakah kita kaya atau miskin – kita semua memiliki kesamaan yaitu harapan bahwa Amerika akan menjadi tempat dimana kita akhirnya bisa mewujudkan kehidupan yang lebih baik," ujarnya.

Selama Obama berpidato, sejumlah orang mengecamnya karena tidak berbuat cukup banyak untuk membantu imigran gelap. Sebagian lain mengatakan ia bertindak berlebihan, termasuk pengunjuk rasa di luar sekolah menengah atas Las Vegas itu, yang membawa poster bertuliskan, “Turunkan Obama” dan “Tidak ada Amnesti.”

Dalam pesawat kepresidenan Jumat, Presiden Obama menandatangani dua memorandum – yang pertama menyederhanakan proses pemberian visa dan yang kedua membentuk Satuan Tugas Gedung Putih bagi warga Amerika Baru.