Presiden Barack telah memenangkan pemilu untuk masa jabatan kedua. Ia memenangkan dukungan di sejumlah negara bagian penting termasuk Ohio, Colorado, Michigan dan Virginia
Ketika perolehan suara di negara bagian demi negara bagian diumumkan, Obama mendapatkan lebih dari 270 suara dewan elektoral yang dibutuhkan untuk memenangkan pemilu, mendapat kemenangan di negara bagian penting Ohio dan sepuluh negara bagian lain yang selisih suaranya tipis.
Dalam pidato kemenangannya di Chicago, Obama menjanjikan tindakan, bukan pidato-pidato politik saja.
"Dalam minggu-minggu dan bulan-bulan mendatang, saya tidak sabar untuk merangkul dan bekerja sama dengan para pemimpin kedua partai untuk mengatasi tantangan yang hanya bisa kita pecahkan bersama: mengurangi defisit, mereformasi peraturan pajak, memperbaiki sistem imigrasi dan melepaskan diri dari ketergantungan pada minyak luar negeri. Kita punya banyak pekerjaan yang harus diselesaikan,” ujar Obama.
Selisih perolehan suara sangat tipis, dimana Obama mendapat lebih dari 50 persen suara sementara penghitungan suara terus berlanjut Rabu pagi.
Tetapi perhitungan suara dewan elektoral sangat menentukan, terlepas dari kemenangan Romney di negara bagian krusial North Carolina dan serangkaian negara bagian dari selatan, tengah, sampai barat, termasuk Indiana, Kansas, Missouri, Texas, dan Arizona. Presiden Amerika ditentukan oleh jumlah suara dewan elektoral, bukan suara rakyat.
Romney, mengakui kekalahannya di Boston, dan mengatakan ia telah menelepon untuk mengucapkan selamat kepada presiden, staf kampanye dan para pendukungnya.
"Saya mengucapkan selamat kepada mereka semua, terutama presiden, ibu negara dan kedua puteri mereka. Ini adalah masa yang penuh tantangan besar bagi Amerika dan saya mendoakan agar presiden berhasil dalam membimbing bangsa kita,” ungkap Romney dalam pidatonya.
Romney juga memperingatkan akan perselisihan partisan pada masa yang ia sebut sebagai masa kritis bagi bangsa Amerika.
Bagi kampanye Romney, isu utama dalam pemilu ini adalah ekonomi yang lesu dan terus tingginya tingkat pengangguran. Tingkat pengangguran nasional mencapai hampir delapan persen, tetapi Presiden Obama berargumen bahwa ekonomi sedang membaik dan pemerintahannya telah membantu menciptakan lapangan kerja.
Di Chicago, presiden mengatakan janji bangsa Amerika tetap teguh.
"Saya yakin kita bisa meraih masa depan ini bersama-sama karena kita tidak terpecah-belah seperti yang terlihat dari sisi politik. Kita tidak sinis seperti yang diyakini para pengamat. Kita lebih besar daripada ambisi kita semua atau secara perorangan dan kita lebih dari sekedar kumpulan negara bagian berwarna merah dan biru pada peta yang merujuk pada Partai Republik dan Demokrat. Kita adalah dan selamanya akan tetap menjadi bangsa Amerika,” kata Obama.
Dalam pemilu kongres, Partai Republik mempertahankan suara mayoritas mereka di DPR dan Demokrat tetap menguasai Senat, meraih momentum di Indiana dan negara bagian lain. Dalam pemilu Senat Massachusetts, kandidat dari Partai Demokrat Elizabeth Warren mengalahkan kandidat dari Partai Republik Scott Brown dan di Virginia, incumbent Tim Kaine dari Partai Demokrat mengalahkan George Allen dari Partai Republik. Di Maine, mantan Gubernur Angus King, dari kalangan independen, memenangkan kursi senat yang dikosongkan oleh anggota Partai Republik yang moderat Olympia Snowe, yang pensiun.
Para pemilih di seluruh Amerika juga memutuskan lebih dari 170 rancangan undang-undang, menyetujui pernikahan sesama jenis di Maine dan Maryland dan memperbolehkan penggunaan ganja untuk bersenang-senang di Colorado dan Washington, sehingga negara-negara bagian itu bertentangan dengan peraturan federal tentang narkoba. Karena persaingan yang ketat di seluruh Amerika, penghitungan suara masih terus berlanjut.
Dalam pidato kemenangannya di Chicago, Obama menjanjikan tindakan, bukan pidato-pidato politik saja.
"Dalam minggu-minggu dan bulan-bulan mendatang, saya tidak sabar untuk merangkul dan bekerja sama dengan para pemimpin kedua partai untuk mengatasi tantangan yang hanya bisa kita pecahkan bersama: mengurangi defisit, mereformasi peraturan pajak, memperbaiki sistem imigrasi dan melepaskan diri dari ketergantungan pada minyak luar negeri. Kita punya banyak pekerjaan yang harus diselesaikan,” ujar Obama.
Selisih perolehan suara sangat tipis, dimana Obama mendapat lebih dari 50 persen suara sementara penghitungan suara terus berlanjut Rabu pagi.
Tetapi perhitungan suara dewan elektoral sangat menentukan, terlepas dari kemenangan Romney di negara bagian krusial North Carolina dan serangkaian negara bagian dari selatan, tengah, sampai barat, termasuk Indiana, Kansas, Missouri, Texas, dan Arizona. Presiden Amerika ditentukan oleh jumlah suara dewan elektoral, bukan suara rakyat.
Romney, mengakui kekalahannya di Boston, dan mengatakan ia telah menelepon untuk mengucapkan selamat kepada presiden, staf kampanye dan para pendukungnya.
"Saya mengucapkan selamat kepada mereka semua, terutama presiden, ibu negara dan kedua puteri mereka. Ini adalah masa yang penuh tantangan besar bagi Amerika dan saya mendoakan agar presiden berhasil dalam membimbing bangsa kita,” ungkap Romney dalam pidatonya.
Romney juga memperingatkan akan perselisihan partisan pada masa yang ia sebut sebagai masa kritis bagi bangsa Amerika.
Bagi kampanye Romney, isu utama dalam pemilu ini adalah ekonomi yang lesu dan terus tingginya tingkat pengangguran. Tingkat pengangguran nasional mencapai hampir delapan persen, tetapi Presiden Obama berargumen bahwa ekonomi sedang membaik dan pemerintahannya telah membantu menciptakan lapangan kerja.
Di Chicago, presiden mengatakan janji bangsa Amerika tetap teguh.
"Saya yakin kita bisa meraih masa depan ini bersama-sama karena kita tidak terpecah-belah seperti yang terlihat dari sisi politik. Kita tidak sinis seperti yang diyakini para pengamat. Kita lebih besar daripada ambisi kita semua atau secara perorangan dan kita lebih dari sekedar kumpulan negara bagian berwarna merah dan biru pada peta yang merujuk pada Partai Republik dan Demokrat. Kita adalah dan selamanya akan tetap menjadi bangsa Amerika,” kata Obama.
Dalam pemilu kongres, Partai Republik mempertahankan suara mayoritas mereka di DPR dan Demokrat tetap menguasai Senat, meraih momentum di Indiana dan negara bagian lain. Dalam pemilu Senat Massachusetts, kandidat dari Partai Demokrat Elizabeth Warren mengalahkan kandidat dari Partai Republik Scott Brown dan di Virginia, incumbent Tim Kaine dari Partai Demokrat mengalahkan George Allen dari Partai Republik. Di Maine, mantan Gubernur Angus King, dari kalangan independen, memenangkan kursi senat yang dikosongkan oleh anggota Partai Republik yang moderat Olympia Snowe, yang pensiun.
Para pemilih di seluruh Amerika juga memutuskan lebih dari 170 rancangan undang-undang, menyetujui pernikahan sesama jenis di Maine dan Maryland dan memperbolehkan penggunaan ganja untuk bersenang-senang di Colorado dan Washington, sehingga negara-negara bagian itu bertentangan dengan peraturan federal tentang narkoba. Karena persaingan yang ketat di seluruh Amerika, penghitungan suara masih terus berlanjut.