Presiden AS Barack Obama mengatakan Washington prihatin China menggunakan “ukurannya yang besar dan ototnya” untuk menyingkirkan negara-negara kecil yang mengklaim daerah-daerah di Laut China Selatan.
Berbicara dalam pertemuan langsung dengan masyarakat dalam kunjungan di Jamaika hari Kamis (9/4), Obama mengatakan Washington prihatin bahwa China belum tentu mematuhi norma dan peraturan internasional, dan memaksa negara-negara lain ke posisi yang lebih rendah.
Proyek-proyek reklamasi cepat China sekitar karang di kepulauan Spratly Laut China Selatan telah mencemaskan negara-negara lain yang mempunyai klaim seperti Filipina dan Vietnam.
Presiden Obama mengatakan Amerika tidak mempunyai “pandangan tertentu mengenai sengketa wilayah itu,” tetapi hanya menghendaki semua pihak agar menggunakan mekanisme internasional” untuk menyelesaikannya.
China membela reklamasi yang dilakukannya di kepulauan yang disengketakan, dengan mengatakan negara itu sedang melakukan “kontruksi dan pemeliharaan.”
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Jeff Rathke mengatakan kepada wartawan hari Kamis bahwa para pejabat khawatir China mungkin akan menempatkan militer di pulau-pulau yang direklamasi untuk memperkuat klaim wilayahnya di daerah-daerah yang disengketakan.
Namun demikian, Obama mengatakan bahwa walaupun adanya sengketa itu dengan Beijing, kekuatan ekonomi China memainkan peranan positif di dunia dan bahwa Amerika Serikat menyambut baik investasi bantuan global China.
Gambar-gambar satelit menunjukkan China kemungkinan sedang membangun landasan pacu pesawat terbang di bekas hutan, dan sedang membangun pelabuhan-pelabuhan dan gudang penyimpanan bahan bakar.