Obama: Trump 'Tak Layak' Jadi Presiden Amerika

Presiden AS Barack Obama mengatakan Trump tidak layak untuk menggantikannya sebagai pemimpin Amerika, dalam konferensi pers di Gedung Putih Selasa (2/8).

Reaksi buruk terhadap calon presiden Partai Republik Donald Trump memuncak hari Selasa (2/8) atas komentar tajamnya tentang pasangan Muslim-Amerika yang putranya tewas dalam pertempuran di Irak tahun 2004.

Di Gedung Putih, Presiden Barack Obama hari Selasa (2/8) mengatakan bahwa Donald Trump – miliarder real-estate yang sedang bertarung untuk menjadi pemimpin AS mewakili Partai Republik – “tidak layak” untuk menggantikannya sebagai pemimpin Amerika dan “ia terus menerus membuktikan hal itu”.

Obama – yang telah mendukung Hillary Clinton sebagai penggantinya ketika masa jabatannya berakhir Januari 2017 – menantang Partai Republik untuk menolak Trump, dengan mengatakan keluhan Trump terhadap Khizr Khan dan istrinya Ghazala setelah menyampaikan dukungan pada Clinton dalam konvensi nasional Partai Demokrat pekan lalu adalah tindakan ofensif.

Obama mengatakan tanpa menolak Trump, keluhan-keluhan Partai Republik terhadapnya berarti “tidak benar”.

“Ya saya menilai calon presiden Partai Republik itu tidak layak menjadi presiden,” ujar Obama dalam konferensi pers setelah pertemuannya dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsieng Loong Selasa siang (2/8).

"Ini bukan situasi di mana orang sekali-sekali salah omong. Setiap hari dan minggu, orang-orang menjauhkan diri dari pernyataan-pernyataan yang dilontarkannya (Trump),” kata Obama. Orang-orang yang dirujuknya itu antara lain adalah petinggi Partai Republik, termasuk ketua DPR Paul Ryan dan juga Senator John McCain.

“Harus ada saat dimana kita mengatakan: Ia bukan seseorang yang bisa saya dukung untuk menjadi presiden Amerika, meskipun ia adalah anggota partai saya,” tegas Obama lagi.

Komentar Obama pada konferensi pers di Gedung Putih itu dilontarkan di tengah-tengah perang kata-kata antara Trump dengan ayah seorang tentara Muslim AS yang gugur, yang mengecam Trump “tidak pernah berkorban apapun”.

Trump juga dikecam atas komentar-komentarnya dalam wawancara televisi dimana ia tampaknya tidak mengetahui aneksasi Rusia terhadap Krimea tahun 2014 setelah merebutnya dari Ukraina.

“Saya mengatakan hal ini pekan lalu dan Trump terus membuktikan hal itu,” tambah Obama.

“Ini tampak ketika ia menyerang keluarga Bintang Emas yang telah melakukan pengorbanan sedemikian besar bagi negara kita”. Fakta bahwa Trump tidak memiliki pengetahuan dasar tentang isu-isu penting di Eropa, di Timur Tengah, di Asia, menunjukkan bahwa ia tidak siap untuk melakukan pekerjaannya”.

Keluarga Bintang Emas di Amerika adalah mereka yang telah kehilangan anggota keluarga ketika berdinas di angkatan bersenjata Amerika.

Obama menegaskan, "Gagasan bahwa ia (Trump) menyerang keluarga yang telah melakukan pengorbanan luar biasa untuk negara kita, fakta bahwa ia tidak punya pengetahuan dasar mengenai isu-isu di Eropa, di Timur Tengah, di Asia berarti ia sangat tidak siap untuk melakukan pekerjaan (sebagai Presiden) ini.”

Menanggapi pernyataan itu, Trump menuduh Obama sebagai “pemimpin yang gagal”. Trump mengatakan Obama dan Clinton telah “merusak kestabilan Timur Tengah, dengan menyerahkan Irak, Libya dan Suriah ke tangan jihadis ISIS”. Trump menambahkan keduanya juga telah menyerahkan “lapangan kerja terbaik di Amerika ke luar negeri guna memuaskan kepentingan global mereka”.

“Kita harus berubah sekarang,” ujar Trump.

Dalam serangan tingkat tinggi yang tidak biasa dilakukan tentang kemungkinan penggantinya, Obama mempertanyakan mengapa Partai Republik masih terus mendukung Donald Trump meskipun sejumlah anggota Kongres dari Partai Republik telah mengutuk pernyataan Trump tentang keluarga Khan, mengecam dengan menyebut langsung nama Trump dan di lain waktu mengecam pernyataannya tanpa menyebut nama.

Trump sebelumnya mengatakan keluarga Khan “telah menyerangnya secara terbuka” di konvensi nasional Partai Demokrat dan terus menyerang pencalonannya lewat sejumlah wawancara di televisi dalam beberapa hari terakhir ini.

Khizr Khan mengatakan Trump tidak mengorbankan apapun bagi negara, dibanding putranya Humayun Khan yang tewas oleh pembom bunuh diri ketika melindungi tentara-tentara lainnya. [em/my]