Para peneliti mengatakan obat itu bisa membantu sebagai senjata untuk melawan infeksi jamur yang membunuh lebih banyak pasien HIV/AIDS dibanding penyakit tuberkulosis (TB).
Para peneliti Amerika mengatakan salah satu obat yang digunakan untuk mengobati kanker payudara mungkin dapat membantu pasien HIV/ AIDS.
Para peneliti mengatakan obat itu bisa membantu sebagai senjata untuk melawan infeksi jamur yang membunuh lebih banyak pasien HIV/AIDS dibanding penyakit tuberkulosis (TB). Kemungkinan penggunaan baru untuk tamoxifen itu ditemukan sebagai bagian dari penyelidikan obat lama yang sudah disetujui. Pembuat obat ini telah mendapat izin dari instansi pemerintah Amerika Serikat untuk menjual produk mereka kepada publik.
Para ahli kesehatan memperkirakan bahwa jamur yang disebut Kriptokokus menulari sekitar satu juta orang di seluruh dunia setiap tahun. Infeksi jamur ini disebut Cryptococcosis. Infeksi ini terutama mematikan bagi orang dengan HIV/AIDS. Sebagian besar infeksi ini terjadi di negara-negara Afrika yang terletak di selatan Gurun Sahara. Sembilan puluh persen penderita AIDS hidup di negara-negara itu.
Damian Krysan, spesialis penyakit menular di University of Rochester di New York, mengatakan Cryptococcosis dapat menyebabkan meningitis, infeksi otak dan sumsum tulang belakang yang mengancam nyawa.
"Infeksi itu sekarang membunuh 750 ribu orang setiap tahun, terutama di kawasan yang sumber dayanya terbatas dengan HIV/AIDS yang tinggi,” ujarnya.
Ada dua obat mahal yang biasa digunakan untuk mengobati infeksi jamur, tetapi tidak umum tersedia di negara-negara berkembang dan sulit diberikan kepada pasien, karena harus disuntikkan ke dalam darah.
Menurut para ahli, bahkan di bawah kondisi terbaik pun, 10 sampai 20 persen pasien yang menerima pengobatan ini akan meninggal. Ada juga obat lain yang sering digunakan di negara-negara miskin untuk melawan Cryptococcosis. Tapi obat itu hanya memperlambat pertumbuhan infeksi.
Sebagian periset kini menyelidiki apakah obat-obat yang sudah disetujui untuk satu penyakit mungkin berguna untuk penyakit lain. Krysan dan rekan-rekannya meneliti sekitar 2.000 obat dan kombinasi obat-obatan untuk menemukan obat yang bisa membunuh Cryptococcus.
Mereka menemukan satu, yaitu tamoxifen, obat yang telah digunakan selama bertahun-tahun untuk mengobati kanker payudara. Krysan mengatakan tamoxifen tidak mahal dan tampaknya membantu pasien dalam beberapa cara.
"Bisa diberikan secara oral kepada pasien, sesuai dengan kebutuhan kita. Dan Cryptococcus pada dasarnya menyebabkan infeksi otak. Jadi kita perlu obat yang dapat sampai ke otak. Dan tamoxifen benar-benar masuk ke sistem saraf pusat dengan sangat efektif dan bahkan terakumulasi ke tingkat yang lebih tinggi dari yang kita lihat di dalam darah,” ujarnya.
Krysan melaporkan temuannya itu dalam jurnal mBio. Dia mengatakan tamoxifen paling efektif melawan infeksi jamur ketika dikombinasikan dengan obat yang sudah digunakan untuk mengobati Cryptococcosis di negara-negara miskin.
Uji coba lebih lanjut diperlukan, tapi karena karena kedua obat itu sudah memiliki izin untuk dijual, pengujian manusia akan segera menyusul.
Para peneliti mengatakan obat itu bisa membantu sebagai senjata untuk melawan infeksi jamur yang membunuh lebih banyak pasien HIV/AIDS dibanding penyakit tuberkulosis (TB). Kemungkinan penggunaan baru untuk tamoxifen itu ditemukan sebagai bagian dari penyelidikan obat lama yang sudah disetujui. Pembuat obat ini telah mendapat izin dari instansi pemerintah Amerika Serikat untuk menjual produk mereka kepada publik.
Para ahli kesehatan memperkirakan bahwa jamur yang disebut Kriptokokus menulari sekitar satu juta orang di seluruh dunia setiap tahun. Infeksi jamur ini disebut Cryptococcosis. Infeksi ini terutama mematikan bagi orang dengan HIV/AIDS. Sebagian besar infeksi ini terjadi di negara-negara Afrika yang terletak di selatan Gurun Sahara. Sembilan puluh persen penderita AIDS hidup di negara-negara itu.
Damian Krysan, spesialis penyakit menular di University of Rochester di New York, mengatakan Cryptococcosis dapat menyebabkan meningitis, infeksi otak dan sumsum tulang belakang yang mengancam nyawa.
"Infeksi itu sekarang membunuh 750 ribu orang setiap tahun, terutama di kawasan yang sumber dayanya terbatas dengan HIV/AIDS yang tinggi,” ujarnya.
Ada dua obat mahal yang biasa digunakan untuk mengobati infeksi jamur, tetapi tidak umum tersedia di negara-negara berkembang dan sulit diberikan kepada pasien, karena harus disuntikkan ke dalam darah.
Menurut para ahli, bahkan di bawah kondisi terbaik pun, 10 sampai 20 persen pasien yang menerima pengobatan ini akan meninggal. Ada juga obat lain yang sering digunakan di negara-negara miskin untuk melawan Cryptococcosis. Tapi obat itu hanya memperlambat pertumbuhan infeksi.
Sebagian periset kini menyelidiki apakah obat-obat yang sudah disetujui untuk satu penyakit mungkin berguna untuk penyakit lain. Krysan dan rekan-rekannya meneliti sekitar 2.000 obat dan kombinasi obat-obatan untuk menemukan obat yang bisa membunuh Cryptococcus.
Mereka menemukan satu, yaitu tamoxifen, obat yang telah digunakan selama bertahun-tahun untuk mengobati kanker payudara. Krysan mengatakan tamoxifen tidak mahal dan tampaknya membantu pasien dalam beberapa cara.
"Bisa diberikan secara oral kepada pasien, sesuai dengan kebutuhan kita. Dan Cryptococcus pada dasarnya menyebabkan infeksi otak. Jadi kita perlu obat yang dapat sampai ke otak. Dan tamoxifen benar-benar masuk ke sistem saraf pusat dengan sangat efektif dan bahkan terakumulasi ke tingkat yang lebih tinggi dari yang kita lihat di dalam darah,” ujarnya.
Krysan melaporkan temuannya itu dalam jurnal mBio. Dia mengatakan tamoxifen paling efektif melawan infeksi jamur ketika dikombinasikan dengan obat yang sudah digunakan untuk mengobati Cryptococcosis di negara-negara miskin.
Uji coba lebih lanjut diperlukan, tapi karena karena kedua obat itu sudah memiliki izin untuk dijual, pengujian manusia akan segera menyusul.