Ombudsman: MRT Paling Siap dalam Usaha Pencegahan Virus Corona

  • Fathiyah Wardah

Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta. (Foto: AFP)

Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya menyatakan PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta merupakan perusahaan dengan usaha pencegahan covid-19 terbaik.

Ombudsman melakukan sidak ke beberapa moda transportasi massal di Jakarta terkait menghadapi wabah virus corona atau COVID-19.

Hasilnya, Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta dinilai sebagai wahana transportasi yang paling baik atau penyedia pelayanan publik trasportasi massal yang paling siap dalam usaha pencegahan virus corona.

Kepala Perwakilan Ombudsman Jakarta Raya Teguh P.Nugroho mengatakan PT MRT Jakarta melakukan pengukuran suhu tubuh kepada semua penumpang yang akan memakai transportasi ini. Jika seseorang suhu tubuhnya di atas 37 langsung diarahkan untuk tidak masuk ke stasiun, tetapi jika memaksa harus diperiksa terlebih dahulu di fasilitas kesehatan.

BACA JUGA: Cegah Penyebaran Corona, Jokowi Imbau Masyarakat Bekerja, Belajar dan Beribadah di Rumah

Di fasilitas kesehatan, tambahnya, kemudian dilakukan pengecekan suhu tubuh ulang dan ditanya apakah pernah berangkat ke tempat yang terpapar corona. Jika pernah, kata Teguh, pihak MRT akan melakukan koordinasi dengan pihak dinas kesehatan DKI Jakarta dan kemudian dinas kesehatan itu yang akan menjemput orang tersebut.

Penyedia transportasi ini, kata Teguh, juga menyediakan hand sanitizer (penyanitasi tangan), ada petugas kesehatan, petunjuk terhadap fasilitas kesehatan dan memiliki SOP penanganan Covid-19 secara khusus seperti ketika diperiksa suhu tubuhnya tinggi tidak diperbolehkan masuk atau diarahkan ke fasilitas kesehatan.

Seorang tenaga kesehatan memeriksa suhu penumpang Moda Raya Terpadu (MRT) di sebuah stasiun, Jakarta, 5 Maret 2020. (Foto: Reuters)

Selain MRT, moda transportasi yang juga melakukan prosedur pengawasan terhadap penumpangnya adalah LRT Jakarta. Meskipun memiliki fasilitas pengawasan yang sama, moda transportasi ini belum semaksimal MRT dalam melakukan pengawasan.

Sedangkan moda transportasi yang dirasa kurang dalam melakukan pengawasan terhadap penumpang adalah kereta Commuter Line. Perusahaan plat merah ini belum menerapkan pengukuran suhu tubuh bagi seluruh pengguna. Menurutnya pengukuran suhu tubuh dilakukan secara random. Dan ini lanjutnya dilakukan berganti-ganti tempat atau stasiun

Petunjuk ke fasilitas kesehatan kata Teguh juga kurang jelas.

Lebih lanjut Teguh menjelaskan untuk busway (bus transJakarta) tidak ada memiliki alat edukasi terkait Covid-19, tidak seluruh halte trans Jakarta menyediakan hand sanitizer,tidak ada fasilitas kesehatan, alat edukasi minim dan tidak ada pengukuran suhu tubuh.

“Kami melihatnya situasinya masih buruk. Baru MRT dan LRT yang secara serius misalkan melakukan pencegahan untuk covid 19 ini. Delapan indikator hampir semua terpenuhi, ada pengukuran suhu tubuh, ada hand sanitizer, fasilitas kesehatan, petugas kesehatan, alat edukasi dan kemudian SOP,” kata Teguh.

Seorang petugas menyemprotkan cairan disinfektang di dalam kereta untuk mencegah penyebaran virus corona (COVID-19), di Surabaya, Jawa Timur, 15 Maret 2020. (Foto: Reuters)

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Edi Sukmoro meminta PT KAI dan PT Kereta Commuter Indonesia dapat terus berkoordinasi untuk melindungi penumpangnya dari penyebaran virus corona.

Pembatasan Jam Operasi Transportasi Umum

Sementara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membatasi jam operasi tiga moda transportasi umum di Jakarta yakni MRT, LRT dan Transjakarta demi mencegah penyebaran virus corona.

Anies menjelaskan ketiga moda transportasi tersebut hanya akan melayani warga dari pukul 06.00-18.00 WIB. Pembatasan operasi ini akan mulai diterapkan pada Senin (16/3).

BACA JUGA: Antisipasi Virus Corona, Sekolah di Jakarta Diliburkan Selama 2 Minggu

Selain itu jumlah penumpang MRT Jakarta selama situasi darurat virus corona juga akan dibatasi. Satu gerbong MRT, kata Anies, yang biasanya ditumpangi 300 orang, kini hanya bisa 60 orang saja.

Your browser doesn’t support HTML5

Ombudsman: MRT Paling Siap Dalam Usaha Pencegahan Virus Corona

Gubernur Anies juga meminta warga tidak meninggalkan Jakarta. Menurutnya anjuran untuk bekerja dan belajar di rumah jangan diartikan sebagai liburan bagi masyarakat.

“Kami justru menganjurkan kepada masyarakat untuk tidak berpergian sama sekali ,termasuk bepergian ke luar kota. Apalagi pulang kampung karena kita harus memastikan bahwa warga Jakarta aman. Apabila sampai terdeteksi memiliki potensi menularkan, dia tidak menularkan ke tempat lain tetapi lapor di sini,” ungkap Anies.

Hingga Minggu (15/3) kasus positif covid-19 di Indonesia tercatat sebanyak 117 orang. [fw/em]