Pihak berwenang China. Senin (14/3), melaporkan 1.337 kasus baru COVID-19 yang ditularkan secara lokal di puluhan kota di China -- jumlah kasus harian terbesar dalam dua tahun yang menurut para pakar dipicu omicron siluman.
Sebagian besar kasus baru itu tercatat di Provinsi Jilin, China Timur Laut, dengan 895 kasus. Shenzhen, salah satu kota di provinsi itu, melaporkan 75 kasus baru setelah penduduk memulai tes massal pertama dari tiga putaran yang direncanakan. Pihak berwenang akhirnya memberlakukan lockdown terhadap kota berpenduduk 17,5 juta itu.
Meskipun relatif kecil dibandingkan dengan jumlah yang dilaporkan di Eropa atau di AS, atau bahkan Hong Kong, jumlah kasus baru yang dilaporkan pada Senin (14/3) di China daratan merupakan yang tertinggi sejak wabah besar COVID-19 pertama kali terdeteksi di pusat Kota Wuhan pada awal tahun 2020.
Pada Senin (14/3), Zhang Wenhong, seorang ahli penyakit menular terkemuka di sebuah rumah sakit yang berafiliasi dengan Universitas Fudan Shanghai, mengungkapkan dalam sebuah artikel di media bisnis Caixin, bahwa jumlah kasus baru di China daratan kali ini adalah dalam tahap awal “kenaikan eksponensial''.
Zhang mengatakan, Sebagian besar wabah saat ini didorong oleh varian yang umumnya dikenal sebagai omicron siluman, keturunan dari omicron asli yang dalam istilah ilmiah disebut varian BA.2 omicron. Studi-studi awal menunjukkan, varian ini menyebar lebih cepat daripada omicron asli, tetapi tidak lebih berbahaya
“Jika negara kita membuka perbatasan dengan cepat sekarang ini, akan ada banyak orang terinfeksi dalam waktu singkat,” tulis Zhang. “Tidak peduli seberapa rendah tingkat kematiannya, situasinya akan sangat menguras sumber daya medis dan menimbulkan kejutan jangka pendek terhadap kehidupan sosial.” [ab/uh]