Negara-negara OPEC mengadakan pertemuan Kamis untuk mencari cara mengatasi harga minyak yang jatuh. Para analis memprediksi, kartel minyak itu, dan sekutu pentingnya, Rusia, diperkirakan akan sepakat memangkas produksi sedikitnya 1 juta barel per hari.
Harga minyak mentah merosot sejak Oktober karena produsen-produsen besar minyak – termasuk AS – memproduksi minyak pada laju yang tinggi, dan karena munculnya kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah akan menurunkan permintaan energi. Harga minyak jatuh 22 persen pada November dan turun lagi, Kamis (6/12), karena muncul spekulasi bahwa langkah OPEC terlalu lunak untuk bisa mendukung pasar.
Arab Saudi, salah satu anggota OPEC paling berpengaruh, mengatakan, Kamis, mendukung rencana pemangkasan itu.
BACA JUGA: OPEC Tunggu Rusia untuk Besaran Pemotongan Produksi Minyak“Saya kira, pemangkasan satu juta barel per hari memadai,” kata Menteri Perminyakan Arab Saudi Khalid Al-Falih, saat tiba di Wina untuk pertemuan itu. Pemangkasan itu, katanya, mencakup produksi negara-negara OPEC dan bukan anggota OPEC, seperti Rusia, yang dalam beberapa tahun terakhir mengkoordinasikan batas-batas produksinya dengan kartel itu.
Pernyataan Al-Falih didukung menteri-menteri perminyakan lainnya, termasuk dari Nigeria dan Irak. “Saya optimistis, kesepakatan itu akan menstabilkan pasar, dan menghentikan penurunan harga minyak,” kata Menteri Perminyakan Irak Thamie Ghadhban.
Namun, para investor tampaknya tidak yakin dengan pernyataan mereka, dan ini mendorong turunnya harga minyak lebih jauh, Kamis. Mereka memprihatikan terlalu kecilnya pemangkasan produksi minyak. Harga minyak mentah yang jadi patokan internasional, Brent, menurun 1,52 dolar per barel menjadi 60,04 dolar per barel. [ab]