Indonesia mengaktifkan kembali keanggotaan dalam Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) Desember nanti, menurut grup itu Selasa (8/9). Langkah ini akan menambah hampir 3 persen ke dalam produksi minyak kelompok itu yang sudah hampir mendekati rekor tertinggi.
Indonesia akan menjadi produsen terkecil keempat di OPEC, di atas Libya, Ekuador dan Qatar, dan menjadikan jumlah anggota 13 negara.
Indonesia menjadi satu-satunya anggota OPEC dari Asia selama hampir 50 tahun sebelum keluar dari grup itu awal 2009 saat harga-harga minyak mencapai rekor tertinggi, dan meningkatnya permintaan domestik serta jatuhnya produksi mengubah negara ini menjadi importir minyak.
Dalam sebuah pernyataan, OPEC mengatakan permintaan Indonesia untuk menjadi anggota penuh disebarkan kepada semua anggota OPEC dan menyusul masukan mereka, pertemuan OPEC berikutnya pada 4 Desember akan mencakup formalitas mengaktifkan kembali keanggotaan.
"Indonesia telah menyumbang banyak untuk sejarah OPEC," menurut pernyataan dari kantor pusat grup itu di Wina. "Kami menyambut kembalinya Indonesia ke dalam organisasi."
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, yang menurut OPEC akan diundang ke pertemuan Desember, sebelumnya mengatakan kepada Reuters hari Selasa bahwa Indonesia akan kembali dengan menjadi anggota penuh.
Perkembangan ini bukan kejutan besar karena dalam istilah OPEC, Indonesia tidak pernah betul-betul keluar. OPEC menyebut keluarnya Indonesia sebagai "penangguhan." Ekuador, yang bergabung kembali tahun 2007, memberi preseden keanggotaan setelah penangguhan. Sumber-sumber OPEC mengatakan pintu selalu terbuka.
Status Indonesia sebagai importir netto telah memunculkan pertanyaan mengenai apakah negara ini akan kembali menjadi anggota penuh, karena Statuta OPEC menyebutkan negara mana pun dengan "substansial ekspor netto minyak bumi mentah" boleh menjadi anggota penuh.
OPEC mengalirkan lebih dari sepertiga minyak dunia dan bertahan dalam pangsa pasar, setelah menghapus kebijakan lama untuk memotong produksi untuk mendukung harga-harga bulan November 2014.
Pertambahan hasil produksi dari Indonesia akan meningkatkan produksi OPEC sekitar 2,6 persen berdasarkan angka hasil produksi bulan Juli mendekati 33 juta barrel per hari (bph), melebihi target resmi OPEC sebesar 30 juta bph.
Hasil produksi OPEC tidak pernah ada di atas 32 juta bph sejak 2008, sebelum keluarnya Indonesia.
Indonesia memproduksi 840.000 bph bulan Juli, menurut Badan Energi Internasional, dan OPEC memompa 31,88 juta barrel minyak per hari bulan Juli, menurut survei Reuters, atau tingkat bulanan tertinggi dari 12 negara anggota saat ini.