Pemilik kapal Jepang yang kandas di lepas Mauritius dan menumpahkan 1.000 metrik ton minyak mentah, meminta maaf atas apa yang disebut para aktivis lingkungan sebagai bencana ekologi besar.
"Kami meminta maaf sedalam-dalamnya atas masalah besar yang telah kami timbulkan," kata Akihiko Ono, kepala Mitsui OSK Lines, pada Minggu (9/8) di Tokyo.
Ono berjanji perusahaan itu akan "melakukan segala upaya untuk mengatasi isu itu." Kementerian Luar Negeri Jepang telah mengumumkan akan mengirim tim bantuan bencana ke Mauritius.
"Kami harap bantuan ini akan membantu memulihkan lingkungan Mauritius dan mencegah polusi kelautan," kata kementerian itu.
Perancis juga mengirim bantuan. Pulau Mauritius yang ada di Samudra Hindia itu merupakan bekas koloni Perancis.
Perdana Menteri Mauritius Pravind Jugnauth telah menyatakan keadaan darurat dan meminta lebih banyak bantuan internasional.
Dia mengatakan tumpahan minyak itu berbahaya bagi pulau yang sangat bergantung pada pariwisata dan telah terdampak pembatasan perjalanan akibat virus corona. [vm/pp]