Saksi mata mengatakan pasukan pendukung Moammar Gaddafi menyerang kota Brega dan langsung menguasai sebentar instalasi minyak bumi dan lapangan terbang kota ini. Pejuang oposisi mengatakan mereka merebut kembali kedua fasilitas tersebut tak lama kemudian. Stasiun televisi Al-Arabiya melaporkan pendukung setia Gaddafi masih menguasai bandara, yang terletak di luar Brega, tetapi gagal merebut pusat kota. Para wartawan melaporkan mendengar ledakan keras di kota ini.
Di tempat lain, para pendukung menyambut pemimpin Libya ini, ketika ia berbicara di depan sekelompok pendukungnya di Tripoli.
Dalam pidatonya yang panjang, Kolonel Moammar Gaddafi bahwa ia telah menyerahkan kekuasaan kepada rakyat tahun 1977. Ia menegaskan kembali pernyataannya bahwa ia tidak memiliki jabatan resmi dalam pemerintahan, sehingga pengunduran dirinya pun mustahil.
Pemimpin Libya ini menyalahkan Al-Qaida atas terjadinya pertempuran dan pembunuhan rakyat Libya. Ia juga mengklaim bahwa seorang bekas tahanan Amerika di Guantanamo bertanggung jawab atas pemberontakan warga Muslim di kota Dirna, di bagian timur Libya.
Gaddafi menduga agen-agen Al-Qaida telah kembali dari luar negeri dan menyerang unit-unit militer negara Libya. Dia memperingatkan supaya Amerika dan NATO tidak melancarkan intervensi atas Libya. Gaddafi menegaskan tidak ada pemberontakan rakyat, yang ada hanyalah konspirasi untuk menguasai minyak Libya. Ia mengatakan akan berjuang melawan konspirasi tersebut sampai titik darah penghabisan.
Selain serangan di Brega, saksi mata mengatakan militer telah melakukan serangan udara atas kota Ajdabiya, yang terletak antara kota Brega dan kota Benghazi yang di kuasai pemberontak. Laporan kantor berita Perancis, AFP, menyebutkan pesawat-pesawat tempur Libya telah mengebom sebuah gudang senjata atau pangkalan militer di Ajdabiya
Dua kapal perang Amerika sedang berlayar di terusan Suez menuju Libya. Sumber-sumber militer Amerika mengatakan kapal-kapal itu dikirim untuk membantu upaya-upaya kemanusiaan sehubungan dengan masalah pengungsian.
Televisi Al-Jazeera menayangkan video penduduk yang membanjiri perbatasan antara Libya dan Tunisia pada hari Rabu. Pejabat Komisi Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) di perbatasan menyebut situasi tersebut sebagai bencana dan petugas resmi Tunisia mengatakan perbekalan medis mulai menipis.
Sementara itu, pemimpin Liga Arab, Amr Moussa menyebut situasi di Libya tidak dapat diterima”. Para Menlu Liga Arab bertemu di Kairo, guna mendesak Libya untuk mengambil keputusan sulit guna mencegah penderitaan lebih lanjut.