Partai Rusia Bersatu, partai politik yang berkuasa di Rusia dikenal karena kesetiaannya kepada Presiden Vladimir Putin, dan Kremlin menjadi alat politik penting untuk mensahkan kejahatan terorganisasi dan jaringan kriminal.
Itulah kesimpulan yang diperoleh Ilya Yashin, Ketua Partai Kebebasan Rakyat (Parnas) yang beroposisi dalam sebuah laporan yang diterbitkan hari Selasa (30/8) dengan judul “Partai Kriminal Rusia”.
Yashin awal bulan ini dikutip mengatakan “judul laporan itu secara akurat menggambarkan isinya.
Selama keberadaannya Partai Rusia Bersatu telah berubah sepenuhnya menjadi peningkat kejahatan terorganisir kelompok kriminal dan para kriminal yang menggunakan partai untuk mencapai tingkat baru dalam kegiatan-kegiatan kriminal mereka, dan bersatu dengan badan-badan negara yang berkuasa.
Dalam 66 halaman laporannya, Yashin menyampaikan daftar panjang para anggota Partai Rusia Bersatu yang dituduh terlibat bahkan mengorganisir berbagai kejahatan tingkat tinggi. Para anggota itu termasuk Vyacheslav Gaizer, mantan gubernur Republik Komi, Rusia barat laut, Alexander Khoroshavin mantan gubernur kawasan Sakhalin, Rusia timur jauh, Said Amirov , mantan walikota Makhachkala, ibukota Republik Dagestan dan banyak lagi yang lainnya. Partai Rusia Bersatu tentu tidak mengakui anggota-anggotanya ini segera setelah mereka menjadi target kejaksaan Rusia.
“Rangkaian kejahatan terkait dengan partai ini mencakup semua jenis kejahatan” kata Yashin hari Selasa ketika memaparkan laporannya di Moskow. “Bukan hanya penipuan dan pencurian tapi juga mengenai kejahatan lainnya yang lebih serius”.
Dengan pemilihan Parlemen Rusia berlangsung 18 September, Yashin mengatakan tujuannya lagi-lagi untuk menunjukkan bahwa Partai Rusia Bersatu sebenarnya adalah “Partai para penjahat dan maling” sebagai mana penulis blog anti korupsi Alexei Navalny menyebut partai itu pertama kali tahun 2011 supaya para pemilih akan berfikir dua kali sebelum memberikan suaranya. [my/al]