Organisasi HAM Laporkan Aparat Keamanan Iran Aniaya Anak-Anak dalam Penumpasan Protes

Protes kekerasan Iran, di depan kantor UNICEF di AS, 30 November 2022. Pasukan keamanan Iran disebut telah menewaskan, menganiaya dan melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak. (Foto: Reuters)

Human Rights Watch (HRW) mengatakan pasukan keamanan Iran yang menindak keras protes massal di negara itu telah menewaskan, menganiaya dan melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak.

“Otoritas Iran juga telah menangkap, menginterogasi, dan melakukan penuntutan anak-anak yang merupakan pelanggaran perlindungan hukum. Hakim juga telah melarang keluarga anak-anak itu memilih pengacara sendiri untuk membela mereka, menghukum anak-anak dengan tuduhan yang tidak jelas, dan mengadili mereka di luar pengadilan anak-anak yang memiliki yurisdiksi tunggal atas kasus-kasus anak-anak,” kata HRW dalam laporan yang dilansir pada Rabu.

Organisasi HAM itu mengatakan Iran telah menghalangi anak-anak yang dibebaskan dari tahanan untuk kembali bersekolah, dan bahwa pihak berwenang telah memblokir akses keluarga mereka ke berbagai program kesejahteraan sosial.

BACA JUGA: Bertambah, Sekolah di Iran yang Laporkan Kasus Keracunan

Tara Sepehri Far, peneliti senior Iran di HRW, mengatakan dalam laporan itu bahwa Iran telah menggunakan kekuasaan negara untuk “membungkam bahkan anak-anak” selama tujuh bulan sejak dimulainya protes atas kematian Mahsa Amini dalam tahanan polisi.

“Para pemimpin Iran telah mengerahkan pasukan keamanan yang brutal untuk melakukan pelecehan seksual dan menganiaya anak-anak, dan tidak mengecualikan anak-anak dari pengadilan yang sangat tidak adil,” kata Sepehri Far.

Berbagai kasus yang didokumentasikan dalam laporan itu di antaranya pihak berwenang tidak memberikan perawatan medis untuk anak-anak yang terluka, seperti seorang remaja lelaki 13 tahun yang mengalami patah tulang rusuk karena dipukuli.

Laporan lain mendokumentasikan seorang pelajar SMA yang menjadi sasaran penganiayaan berkepanjangan dengan setrum listrik, pentungan dan cambuk setelah ditangkap pada November lalu. [uh/lt]