Sekretaris JIC Desiana Samosir mengatakan, virus corona bisa menyerang siapa saja tanpa melihat suku, agama, atau latar belakang. Karena itu, penting bagi berbagai kelompok agama bersatu membantu masyarakat.
"Jadi kalau mau selamat bersama, ya harus menolong sesama juga. Jadi bersama-sama keluar dari situasi bencana, tanpa hanya menyelamatkan kelompok sendiri," ujarnya ketika dihubungi.
BACA JUGA: Perbaiki Layanan Aduan Perempuan dan Anak Selama PandemiJIC menyalurkan bantuan di 53 titik di 14 kabupaten/kota di DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat sepanjang April-Mei. Bantuan senilai lebih dari Rp1,5 miliar digalang dari berbagai sumber. Di samping sumbangan pribadi dan lembaga, JIC menyalurkan dana Sobat Ambyar, yang digalang mendiang penyanyi Didi Kempot saat konser amal di sebuah TV swasta nasional.
Jaringan ini terdiri atas 20 organisasi Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu, Baha’i, dan sejumlah komunitas pemuda, yang telah lama bekerja dalam isu toleransi dan perdamaian. Mereka adalah Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP), Pemuda Muhammadiyah, Muhammadiyah Covid-19 Command Center, NU Peduli, GP. Ansor, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), GEMABUDHI, PERMABUDHI, MBI – KBI, serta Komisi HAK KWI.
Selain itu, ada pula Majelis Luhur Kepercayaan terhadap Tuhan YME Indonesia (MLKI), JKMC, BAKKAT, Parisada Hindu Dharma Indonesia, Puskor Hindunesia, Majelis Tinggi Agama Konghucu (MATAKIN), Majelis Rohani Nasional Bahai Indonesia, Yayasan Sosial Guru Nanak, Temu Kebangsaan Orang Muda, Jaringan Gusdurian, dan Kafkaf Foundation.
Desiana mengatakan, semangat persatuan ini harus ditunjukkan, mengingat masih ada isu SARA (suku, agama, ras dan antargolongan) yang berkembang di masyarakat.
"Kita menyadari banyak hal di Indonesia ini terjadi karena perbedaan dan kecurigaan. Maka kita mau kehadiran spirit kemanusiaan ini juga membawa pesan lain," tambahnya.
Gereja dan Pemuda Tionghoa Terjun Langsung
Dwiati Novita Rini, yang mengkoordinasi posko Yasmin Peduli di Bogor, mengatakan kerja sama lintas iman membuat masyarakat lebih banyak yang tertolong.
BACA JUGA: Selama Pandemi Corona, Banyak Kebutuhan Anak Terabaikan"Karena kalau kita, misalnya, dari gereja saja membantu internal kita, terus kelompok lain juga begitu, jangan-jangan ada yang terlewat. Kalau ini kan kita melihat orang-orang yang dekat yang kita lihat sehari-hari, mungkin ini jangkauannya lebih luas, daripada kalau sendiri-sendiri," jelasnya saat dihubungi terpisah.
GKI Yasmin, gereja yang disegel pemerintah Kota Bogor meski secara hukum sudah menang di Mahkamah Agung, menerjunkan belasan anggota jemaat dan pengurus dalam pendataan dan distribusi. Mereka menyalurkan 200 paket bantuan.
Rini mengatakan, penerima bantuan menyambut baik dan tidak mempermasalahkan latar belakang apapun.
"Saya bilang kalau saya hanya menyalurkan,. Jadi karena ini kan kegiatan lintas iman, saya sebagai perwakilan dari gereja itu diminta menyalurkan,” tambah Rini yang juga menyalurkan bantuan dari sumber-sumber lain.
Bagi Anggi Sanjaya dari Pemuda Agama Konghucu Indonesia (PAKIN) Jabar, yang menyalurkan 100 paket di Kabupaten Bogor dan Depok, program ini membantu membongkar sekat di antara masyarakat.
BACA JUGA: Bantuan Masakan Lezat agar Pejuang Medis Tetap Semangat“Setidaknya mindset mereka tentang yang berbeda, setidaknya (berubah), ‘oh ternyata sama ya, yang ngasih juga nggak lihat satu ras , satu agama, yang lain juga dibagi kok. Setidaknya itu bisa mengurangi (prasangka) lah,” terangnya.
Anggi mengatakan masyarakat sekitar sudah mengenal baik jemaat Konghucu lewat sejumlah program dari Kong Miao, tempat ibadah umat Konghucu.
Meski begitu, lelaki Tionghoa ini mengatakan senang bisa bertemu langsung dengan penerima bantuan.
"Melihat kami yang mata sipit dan kulit putih, dia sempet ‘oh, agak kaget lah, saya pikir karena mau lebaran ada yang mau bagi-bagi zakat'. Bahasanya zakat. Ini dari bantuan lintas iman. Pas ketemu dia cuman kaget, apresiasi, dan berterima kasih,” kisahnya.
Saling Tolong Dalam Kebaikan
Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Tangerang, Banten, Muhidin A Kodir, mengatakan kerja sosial tidak mengenal perbedaan suku dan agama. Bahkan, dia mengatakan, seluruh agama mengajarkan untuk tolong menolong dalam kebaikan.
“Karena Tuhan itu memerintahkan kita,’wa ta'awanu 'alal birri wat taqwa, wa la ta'awaunu alal itsmi wal ‘udwan’ (Saling tolong-menolong lah kamu dalam kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam keburukan dan pelanggaran). Jadi untuk tolong-menolong itu, semua agama juga memerintahkan,” jelasnya mengutip Alquran, Surat Al-Maidah, Ayat 2.
Your browser doesn’t support HTML5
Dia berharap, gerakan semacam ini dapat diteruskan, supaya semangat toleransi makin terasa di masyarakat akar rumput.
“Karena kalau membangun bangsa ini kan urusan bersama, bukan urusan satu agama, bukan urusan satu golongan, maka kita harus bisa saling berbaur, bersatu, untuk bisa melakukan tugas-tugas kemanusiaan ini,” tutupnya.
Di samping menyalurkan bantuan JIC, organisasi-organisasi ini juga secara mandiri membagikan masker dan hand sanitizer kepada masyarakat. [rt/ft]