Organisasi Pemantau HAM Suriah: Gencatan Senjata di Suriah Bertahan 10 Jam

Seorang anak pengungsi dari Suriah yang melarikan diri dari Raqa, berada di belakang kotak bantuan kemanusiaan yang diserahkan oleh UNICEF di sebuah kamp sementara di kota Tabqa, sekitar 55 kilometer (35 mil) barat Raqa.

Sebuah organisasi pemantau Suriah mengatakan gencatan senjata di daerah-daerah fi provinsi Homs di Suriah tengah bertahan sedikitnya selama sepuluh jam sebelum pasukan pemerintah dan faksi-faksi militan mulai baku tembak.

Organisasi yang menamakan diri Syrian Observatory for Human Rights atau Pemantau HAM di Suriah yang berbasis di Inggris itu hari Jumat pecah di kota Farhaniyah, kota Teir Maalah, kota Um Sharshuh, dan pinggiran daerah al-Houla di provinsi Homs.

Organisasi itu mengatakan bahwa faksi-faksi militan memulai tembakan senjata api di desa Hos Tasnin dan Javvurn dan “tempat-tempat lain yang dikuasai oleh pasukan pemerintah” di" Homs. Belum ada kabar mengenai jatuhnya korban jiwa.

Gencatan senjata yang dimulai di Suriah tengah pada Kamis siang waktu setempat itu dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada warga untuk mulai memulai kembali kehidupan mereka secara normal.

Para wartawan di lapangan mengatakan bahwa pasar-pasar buah dan sayuran telah dibuka kembali dan anak-anak kembali bermain di jalan-jalan di kota Homs.

Ketenangan itu juga dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada para pekerja kemanusiaan untuk membagikan bantuan yang sangat dibutuhkan.

Para pejabat pertahanan Rusia dan perwakilan pemberontak Suriah menyusun rincian gencatan senjata di Homs utara minggu lalu di Kairo.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan gencatan senjata tersebut akan berlaku di wilayah yang berpenduduk lebih dari 147.000 orang itu.

Gencatan senjata ini adalah yang ketiga yang dicapai dalam perundingan di Kazakhstan ketika Rusia, Iran, dan Turki sepakat untuk menetapkan apa yang disebut zona “de-eskalasi” di beberapa daerah yang paling banyak terlibat kekerasan di Suriah.