Origami, seni melipat kertas dari Jepang ini, ternyata bisa menjadi cara untuk sembuh dari penyakit mental dan memulai karir baru.
BOULDER, COLORADO —
Paling tidak itulah yang dialami Ken Fowler di Boulder, Colorado. Sebelum ia menekuni origami yang akhirnya mengantarnya menjadi guru origami di sekolah-sekolah, ia mengalami tekanan mental berat.
Di Perpustakaan Umum Boulder Colorado, anak-anak mengerumuni Ken Fowler. Semakin banyak, semakin meriah, katanya.
"Hei James, apakah Kamu ingin melipat origami?"
Sambil tersenyum, Fowler mengambil selembar kertas persegi berwarna cerah dan melipatnya menjadi berbentuk cangkir kertas. James melakukan hal yang sama beberapa kali, lalu menggabungkan banyak "cangkir kertas" untuk membuat "bola" warna-warni dari origami.
Di seberang meja, Katherine melipat 12 kertas kecil untuk membuat 12 binatang kecil.
Pelajar kelas 8 itu mengatakan dia suka bagaimana origami melatih ketrampilan matematika dan seninya. Calvin yang berusia enam tahun mengatakan dia menyenangi teka-tekinya, sambil melihat Fowler yang melipat selembar kertas menjadi berbentuk dua rantai yang terpisah.
Tangan Fowler sangat stabil. Ia tidak pernah berhenti menyemangati anak-anak. Sulit diperpercaya bahwa tiga tahun lalu, mantan tukang kayu itu begitu sedih dan labil. Obat anti-depresan tidak efektif dan ia masuk rumah sakit jiwa.
"Saya tertekan dan kondisi itu sampai ke titik di mana ada dua dokter yang menganjurkan saya mengikuti terapi electroconvulsive atau terapi kejut listrik,” ungkap Fowler.
Ketika ia sedang mempertimbangkan pengobatan tersebut, seorang terapis seni di rumah sakit itu memperkenalkannya pada origami.
"Tangan saya sangat gemetar sampai tidak bisa melipat. Tapi saya terus mencoba dan itu memberi saya kesempatan untuk fokus pada sesuatu, selain TV. Ini juga membantu menstabilkan tangan saya.”
Pada akhirnya, ia menolak terapi kejut listrik itu, dan suasana hatinya membaik sehingga ia boleh keluar dari rumah sakit. Dia masih membutuhkan obat anti-depresan, tapi katanya ia yakin origami membantu menghilangkan depresi ya.
"Dengan origami Anda bisa rilex. Tidak perlu terburu-buru. Ini tidak kompetitif. Dan ini sedikit mendorong kepercayaan diri saya karena saya bisa melakukan sesuatu.”
Setelah keluar dari rumah sakit, Fowler bergabung dengan penggemar origami lainnya di Perpustakaan Boulder. Mereka menyebut kelompok mereka, "The Boulder Folders."
Kini, Ken Fowler dipekerjakan untuk mengajar kelas origami di sekolah-sekolah. Ia berharap suatu hari nanti bisa mengajarkan seni melipat yang membantunya sembuh itu kepada para pasien rumah sakit jiwa.
Di Perpustakaan Umum Boulder Colorado, anak-anak mengerumuni Ken Fowler. Semakin banyak, semakin meriah, katanya.
"Hei James, apakah Kamu ingin melipat origami?"
Sambil tersenyum, Fowler mengambil selembar kertas persegi berwarna cerah dan melipatnya menjadi berbentuk cangkir kertas. James melakukan hal yang sama beberapa kali, lalu menggabungkan banyak "cangkir kertas" untuk membuat "bola" warna-warni dari origami.
Di seberang meja, Katherine melipat 12 kertas kecil untuk membuat 12 binatang kecil.
Pelajar kelas 8 itu mengatakan dia suka bagaimana origami melatih ketrampilan matematika dan seninya. Calvin yang berusia enam tahun mengatakan dia menyenangi teka-tekinya, sambil melihat Fowler yang melipat selembar kertas menjadi berbentuk dua rantai yang terpisah.
Tangan Fowler sangat stabil. Ia tidak pernah berhenti menyemangati anak-anak. Sulit diperpercaya bahwa tiga tahun lalu, mantan tukang kayu itu begitu sedih dan labil. Obat anti-depresan tidak efektif dan ia masuk rumah sakit jiwa.
"Saya tertekan dan kondisi itu sampai ke titik di mana ada dua dokter yang menganjurkan saya mengikuti terapi electroconvulsive atau terapi kejut listrik,” ungkap Fowler.
Ketika ia sedang mempertimbangkan pengobatan tersebut, seorang terapis seni di rumah sakit itu memperkenalkannya pada origami.
"Tangan saya sangat gemetar sampai tidak bisa melipat. Tapi saya terus mencoba dan itu memberi saya kesempatan untuk fokus pada sesuatu, selain TV. Ini juga membantu menstabilkan tangan saya.”
Pada akhirnya, ia menolak terapi kejut listrik itu, dan suasana hatinya membaik sehingga ia boleh keluar dari rumah sakit. Dia masih membutuhkan obat anti-depresan, tapi katanya ia yakin origami membantu menghilangkan depresi ya.
"Dengan origami Anda bisa rilex. Tidak perlu terburu-buru. Ini tidak kompetitif. Dan ini sedikit mendorong kepercayaan diri saya karena saya bisa melakukan sesuatu.”
Setelah keluar dari rumah sakit, Fowler bergabung dengan penggemar origami lainnya di Perpustakaan Boulder. Mereka menyebut kelompok mereka, "The Boulder Folders."
Kini, Ken Fowler dipekerjakan untuk mengajar kelas origami di sekolah-sekolah. Ia berharap suatu hari nanti bisa mengajarkan seni melipat yang membantunya sembuh itu kepada para pasien rumah sakit jiwa.