Otoritas Palestina pada Sabtu (14/5) mengatakan akan menyambut dukungan internasional dalam penyelidikan kematian seorang jurnalis Al Jazeera, sementara Israel mengatakan akan menyelidiki adanya aksi kekerasan pada saat pemakamannya.
Polisi Israel menyerang kerumunan pelayat Palestina yang membawa peti mati wartawan veteran Shireen Abu Akleh melalui Kota Tua Yerusalem pada Jumat (13/5). Insiden tersebut mengundang kecaman internasional.
Kekerasan itu menambah kemarahan Palestina atas pembunuhan Abu Akleh, yang telah mengancam akan memicu ketegangan yang telah meningkat sejak Maret.
Pihak berwenang Palestina menggambarkan kematian Abu Akleh, yang sedang meliput serangan Israel di Tepi Barat yang diduduki Israel, sebagai pembunuhan yang dilakukan pasukan Israel.
Israel pada awalnya menyatakan bahwa tembakan Palestina mungkin menjadi penyebab kematian Abu Akleh. Namun para pejabat sejak itu mengatakan mereka tidak dapat mengesampingkan bahwa tembakan Israel yang telah membunuhnya.
BACA JUGA: Bentrokan Warnai Pemakaman Wartawan Palestina yang Tewas DitembakMenteri Keamanan Dalam Negeri Israel Omer Barlev mengatakan bahwa dia dan komisaris polisi telah menunjuk sebuah panel untuk melakukan "penyelidikan komprehensif tentang apa yang terjadi selama pemakaman, untuk mengambil pelajaran dari peristiwa tersebut.”
Temuan investigasi akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang.
Di Ramallah di Tepi Barat, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menuduh Israel berada di balik pembunuhan itu.
"Israel tidak akan menjadi mitra dalam penyelidikan apa pun terkait pembunuhan jurnalis Shireen Abu Akleh karena tanggung jawabnya atas kejahatan itu," katanya, Sabtu (14/5).
Dewan Keamanan PBB mengutuk keras pembunuhan itu dan menyerukan "penyelidikan segera, menyeluruh, transparan, dan adil dan tidak memihak.” [ah]