Jumlah kasus COVID-19 baru di provinsi terpadat Afrika Selatan, Gauteng, sedang menurun.
Pejabat kesehatan mengatakan, sementara beberapa daerah di negara itu masih mengalami peningkatan kasus positif, kurva di sebagian besar provinsi mulai mendatar.
Lebih dari 15.000 kasus positif di seantero negeri dilaporkan hari Selasa (21/12) – menurun dari angka minggu lalu yang mencapai lebih dari 26.000 kasus harian.
Michelle Groome dari Institut Nasional untuk Penyakit Menular Afrika Selatan mengatakan, “Semua indikasi menunjukkan bahwa kita telah melihat akhir dari – kita telah melewati puncak infeksi di Gauteng. Hal ini menggembirakan dan cukup (membuat) optimistis dalam hal tren penurunan jumlah kasus. Tapi saya rasa kita benar-benar perlu menyadari bahwa… orang-orang sekarang sedang bepergian, dan mungkin ada perubahan dalam hal jumlah orang yang mungkin melakukan tes COVID-19, sehingga mungkin beberapa data jumlah kasus yang lebih rendah itu dikarenakan musim liburan.”
BACA JUGA: Kepala WHO Eropa Soal Omicron: "Badai Berikutnya akan Datang"Groome mengatakan, omicron adalah varian dominan yang mendorong gelombang COVID-19 terbaru, mewakili 95% total kasus bulan ini.
Meski merebak lebih cepat dibandingkan varian-varian sebelumnya, omicron tidak menyebabkan gejala penyakit yang sama parahnya.
Spesialis kesehatan masyarakat di Institut Nasional untuk Penyakit Menular, Waasila Jassat, menuturkan bahwa, “Dalam hal tingkat keparahan, persentase rawat inap di rumah sakit lebih rendah, persentase kasus yang diopname juga rendah, persentase pasien yang meninggal pun lebih rendah. Dan ada tanda-tanda yang menunjukkan tingkat keparahan yang lebih rendah pada pasien yang dirawat, sekaligus masa opname yang lebih singkat.”
Belum jelas apakah tingkat rawat inap yang lebih rendah disebabkan oleh varian omicron yang menimbulkan gejala lebih ringan dibanding varian lain atau karena masyarakat lebih kebal terhadap virus tersebut.
Groome mengatakan sebanyak 70% warga Afrika Selatan telah memiliki kekebalan tubuh terhadap virus corona, baik berkat vaksinasi maupun infeksi sebelumnya.
Meski pemerintah terus mendorong masyarakat untuk divaksinasi, baru kurang dari separuh penduduk dewasa Afrika Selatan yang telah menerima suntikan vaksin.
Para pakar mengatakan pengalaman Afrika Selatan dengan omicron belum tentu sama dengan pengalaman negara-negara lain yang telah memiliki tingkat vaksinasi yang lebih baik dan tingkat paparan alami yang lebih rendah. [rd/jm]