Seorang ilmuwan memperingatkan kemungkinan kekurangan air, mengingat populasi dunia berkembang pesat dan diperkirakan mencapai 9 miliar jiwa menjelang tahun 2050.
Populasi dunia berkembang pesat dan diperkirakan akan mencapai 9 miliar menjelang tahun 2050. Sementara berbagai upaya dilakukan untuk memastikan tersedianya pangan cukup, seorang ilmuwan memperingatkan kemungkinan kekurangan air.
Seorang pakar di Universitas California di Irvine, Profesor Stanley Grant mengatakan miliaran orang tidak memiliki persediaan air yang cukup. Jumlahnya semakin bertambah ujarnya, jika tidak dilakukan tindakan segera.
"Ada kekeringan di Amerika dan di berbagai belahan dunia. Bumi yang menghangat membuat kita membutuhkan lebih banyak air segar. Sementara populasi bertambah maka pada akhirnya penggunaan air tawar juga bertambah. Itu gambaran garis besarnya," ujar Grant.
Stanley Grant adalah profesor bidang teknik lingkungan di University of California di Irvine. Ia adalah penulis dari sebuah studi baru; Memafaatkan Air Limbah untuk Keamanan Air Bagi Manusia dan Kesinambungan Ekosistem.
Air sangat penting bagi kehidupan, oleh karenanya menjadi pusat ketegangan di berbagai daerah. Sebagai contoh, banyak negara mengambil air dari Sungai Nil dan sering ada ketegangan mengenai jumlah air yang dapat diambil.
Grant mengatakan ekosistem penting yang bergantung pada aliran air sungai dapat musnah dan penduduk yang tinggal di hilir sungai tidak akan memperoleh cukup air.
Ia mengatakan pasokan air bersih yang terbatas membuat daur ulang air limbah dan penyaringan limbah sangat diperlukan.
Grant menambahkan, "Ini melibatkan penggunaan sistem pengolahan air limbah yang baik untuk kegiatan yang tidak memerlukan kualitas air yang baik, seperti irigasi taman. Atau melibatkan metode yang sangat canggih untuk menyaring air yang kadang-kadang justru lebih baik dibandingkan standar air minum keran."
Hal ini sudah dilakukan di beberapa tempat. Stanley Grant mengatakan penduduk kota Melbourne, Australia juga mulai merawat dan mendaur ulang air karena kekeringan yang berkepanjangan. Stanley mengatakan sebagian besar daerah di dunia harus melakukan hal yang sama.
Profesor dari University of California itu mengatakan kota-kota besar yang diperkirakan akan bermunculan dalam tahun-tahun mendatang, seperti di Afrika misalnya, dapat menghadapi masalah serupa. Stanley Grant mengatakan teknologi daur ulang dan pengolahan air limbah sudah ada. Namun, rintangan besar adalah meyakinkan negara-negara Barat bahwa air tersebut layak diminum.
Seorang pakar di Universitas California di Irvine, Profesor Stanley Grant mengatakan miliaran orang tidak memiliki persediaan air yang cukup. Jumlahnya semakin bertambah ujarnya, jika tidak dilakukan tindakan segera.
"Ada kekeringan di Amerika dan di berbagai belahan dunia. Bumi yang menghangat membuat kita membutuhkan lebih banyak air segar. Sementara populasi bertambah maka pada akhirnya penggunaan air tawar juga bertambah. Itu gambaran garis besarnya," ujar Grant.
Stanley Grant adalah profesor bidang teknik lingkungan di University of California di Irvine. Ia adalah penulis dari sebuah studi baru; Memafaatkan Air Limbah untuk Keamanan Air Bagi Manusia dan Kesinambungan Ekosistem.
Air sangat penting bagi kehidupan, oleh karenanya menjadi pusat ketegangan di berbagai daerah. Sebagai contoh, banyak negara mengambil air dari Sungai Nil dan sering ada ketegangan mengenai jumlah air yang dapat diambil.
Grant mengatakan ekosistem penting yang bergantung pada aliran air sungai dapat musnah dan penduduk yang tinggal di hilir sungai tidak akan memperoleh cukup air.
Grant menambahkan, "Ini melibatkan penggunaan sistem pengolahan air limbah yang baik untuk kegiatan yang tidak memerlukan kualitas air yang baik, seperti irigasi taman. Atau melibatkan metode yang sangat canggih untuk menyaring air yang kadang-kadang justru lebih baik dibandingkan standar air minum keran."
Hal ini sudah dilakukan di beberapa tempat. Stanley Grant mengatakan penduduk kota Melbourne, Australia juga mulai merawat dan mendaur ulang air karena kekeringan yang berkepanjangan. Stanley mengatakan sebagian besar daerah di dunia harus melakukan hal yang sama.
Profesor dari University of California itu mengatakan kota-kota besar yang diperkirakan akan bermunculan dalam tahun-tahun mendatang, seperti di Afrika misalnya, dapat menghadapi masalah serupa. Stanley Grant mengatakan teknologi daur ulang dan pengolahan air limbah sudah ada. Namun, rintangan besar adalah meyakinkan negara-negara Barat bahwa air tersebut layak diminum.