Konferensi parlemen enam negara telah mulai di Pakistan untuk memperdebatkan tantangan terorisme dan konektivitas antar-kawasan. Para ketua parlemen Pakistan, China, Rusia, Turki, Afghanistan dan Iran memimpin delegasi negara masing-masing dalam pertemuan yang sedang berlangsung dengan pengamanan ketat di ibukota Pakistan.
Ketua Senat atau majelis tinggi parlemen Pakistan, menggunakan konferensi yang diliput luas oleh media itu untuk mengutuk apa yang disebutnya kebijakan Presiden Amerika Donald Trump yang menyalahkan Pakistan atas kegagalan Amerika Serikat di Afghanistan. Raza Rabbani seterusnya mengecam pemerintahan Trump karena meremehkan pengorbanan yang telah dilakukan Pakistan dalam memerangi terorisme.
“Kami melihat dua hari yang lalu bahwa Wakil Presiden Amerika dengan keterlaluan mengatakan ia memberi peringatan kepada Pakistan. Tetapi pemberitahuan hendaknya ditegaskan bahwa Pakistan adalah negara berdaulat dan tidak mempunyai kebiasaan menerima peringatan dari siapapun, apalagi dari Amerika Serikat,” kata Rabbani.
Ia mengacu kepada ucapan Wakil Presiden Amerika Mike Pence ketika berpidato di hadapan pasukan Amerika Serikat ketika berkunjung di Afghanistan hari Kamis. Pence mengatakan bahwa Pakistan sudah terlalu lama menyediakan tempat berlindung kepada Taliban dan organisasi teroris lain.
“Tetapi masa pemberian perlindungan sudah berakhir,” kata Pence. “Presiden Trump sudah memberi peringatan kepada Pakistan. . . Pakistan akan sangat beruntung dengan bermitra dengan Amerika Serikat dan Pakistan akan sangat rugi kalau terus melindungi para penjahat dan teroris.”
Pemerintah Pakistan dengan segera menanggapi dengan tajam kecaman Pence itu, dengan mengatakan “negara-negara bersekutu tidak saling memberi peringatan kepada satu sama lain.”
Para pejabat Amerika dan Afghanistan menuduh bahwa tempat berlindung di wilayah Pakistan telah memungkinkan Taliban dan sekutunya, jaringan teroris Haqqani, bertahan dan memperluas kegiatan pemberontakan di Afghanistan. [gp]