Eksekusi hari Selasa (17/3) merupakan jumlah eksekusi terbanyak dalam satu hari sejak pemerintah mencabut moratorium mengenai hukuman mati.
Sepuluh terpidana digantung di penjara-penjara di Provinsi Punjab, sedangkan dua lainnya digantung di Karachi, kota di Pakistan Selatan.
Pencabutan kebijakan tersebut mula-mula diberlakukan hanya bagi narapidana yang dihukum atas tuduhan terorisme, tetapi pekan lalu muncul kabar bahwa perubahan itu diperluas hingga mencakup seluruh terpidana mati, yang permohonan bandingnya telah ditolak.
Sejak hukuman mati diberlakukan kembali, telah 27 orang dieksekusi, selain 12 orang yang digantung hari Selasa.
Organisasi-organisasi HAM memprotes pemberlakuan kembali hukuman mati, dengan menyatakan banyak penetapan hukuman yang dijatuhkan di Pakistan sangat tidak dapat dipercaya, diambil berdasarkan penyiksaan atau tidak berdasarkan proses hukum yang adil
Organisasi-organisasi HAM menyatakan lebih dari 8.000 orang terpidana mati yang menunggu dieksekusi.
Perdana Menteri Nawaz Sharif memberlakukan kembali hukuman mati setelah serangan sekolah pada 16 Desember 2014 di Peshawar yang menewaskan 134 anak-anak serta 16 staf sekolah.
Taliban Pakistan mengklaim bertanggungjawab atas serangan itu dan bertekad akan melancarkan lebih banyak lagi serangan semacam itu.