Pakistan hari Selasa (3/3) minta kepada pihak berwenang Inggris untuk membantu mengembalikan mantan Perdana Menteri Nawaz Sharif, yang terbang ke London untuk perawatan medis tahun 2019 setelah diberi izin oleh pengadilan.
Sharif, mantan PM tiga kali menjabat, digulingkan atas tuduhan korupsi tahun 2017 dan sedang menjalani hukuman tujuh tahun penjara ketika Pengadilan Tinggi Lahore memberinya izin untuk berobat. Sharif kemudian terbang ke Inggris untuk mendapatkan perawatan medis.
Pakistan tidak dapat meminta ekstradisi Sharif karena tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Inggris, kata Departemen Luar Negeri.
“Sebuah surat mengenai pengembalian Nawaz Sharif telah dikirim melalui Kementerian Luar Negeri ... Surat yang merupakan formalitas hukum untuk membawanya kembali ke negara ini, telah dikirim”, Firdous Ashiq Awan, penasihat perdana menteri Imran Khan bidang informasi dan penyiaran mengatakan dalam sebuah konferensi pers.
“Menurut beberapa ketentuan yang mengizinkannya berobat, Sharif diharuskan mengirim laporan kesehatannya kepada dewan medis yang dibentuk pengadilan, yang kemudian akan menentukan apakah masa pengobatannya dapat diperpanjang - namun Sharif belum mengirim informasi terkait apa pun,” kata Awan lebih lanjut.
“Dewan medis meminta laporan kesehatannya, tapi ia hanya mengirim beberapa surat dan surat keterangan. Ada perbedaan antara laporan medis dan surat-surat,” Firdous menambahkan.
Tahun lalu dokter Sharif mengatakan ia terkena serangan jantung ringan dan ‘berjuang untuk hidup’ di penjara.
Adik laki-laki Sharif, Shehbaz Sharif, pimpinan oposisi, dalam sebuah pernyataan mengatakan, pemerintah Pakistan ‘tidak memiliki kewenangan hukum’ untuk mengirim surat seperti itu kepada Inggris. [mg/ii]