Perdana Menteri Pakistan yang baru terpilih, Nawaz Sharif hari Rabu (5/6) telah diambil sumpahnya untuk masa jabatan ketiga, yang sebelumnya tidak pernah terjadi.
Presiden Pakistan, Asif Ali Zardari melakukan pengambilan sumpah atas Nawaz Sharif di istana kepresidenan di Islamabad hari Rabu. Pejabat-pejabat pemerintah, militer dan wakil diplomatik menghadiri upacara itu.
Rabu pagi Majelis Nasional Pakistan memilih Nawaz Sharif sebagai perdana menteri – sebuah pemungutan suara yang sudah luas diperkirakan setelah Partai Liga Muslim Pakistan pimpinannya memenangkan pemilu bulan lalu.
Dalam pidato pertamanya di parlemen, Nawaz Sharif mengatakan prioritas utama pemerintahanya mencakup pembenahan ekonomi dan pemberantasan korupsi.
Pemungutan suara hari Rabu itu menandai transisi kekuasaan yang pertama kali antara dua pemerintahan sipil yang dipilih secara demokratis dalam hampir 66 tahun sejarah Pakistan.
Sharif, yang berusia 63 tahun, memperoleh 244 suara dalam parlemen dengan jumlah kursi 342 itu, yang mengembalikannya ke jabatan perdana menteri untuk masa jabatan ketiga, yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ia akan secara resmi dilantik hari ini.
Sharif telah mengatakan ia ingin melanjutkan hubungan baik dengan Amerika Serikat. Tetapi, ia memperingatkan bahwa Washington harus menanggapi keprihatinan Pakistan secara sungguh-sungguh tentang serangan pesawat tak berawak terhadap militan.
Serangan-serangan pesawat tak berawak di sepanjang perbatasan Afghanistan sangat tidak populer diantara rakyat Pakistan, yang mengatakan serangan-serangan tersebut telah menewaskan warga sipil.
Sharif adalah perdana menteri Pakistan dari tahun 1990 sampai tahun 1993, ketika ia dipaksa untuk mengundurkan diri atas tuduhan korupsi. Ia kembali menjadi perdana menteri tahun 1997, tetapi digulingkan oleh kudeta militer dua tahun kemudian.
Rabu pagi Majelis Nasional Pakistan memilih Nawaz Sharif sebagai perdana menteri – sebuah pemungutan suara yang sudah luas diperkirakan setelah Partai Liga Muslim Pakistan pimpinannya memenangkan pemilu bulan lalu.
Dalam pidato pertamanya di parlemen, Nawaz Sharif mengatakan prioritas utama pemerintahanya mencakup pembenahan ekonomi dan pemberantasan korupsi.
Pemungutan suara hari Rabu itu menandai transisi kekuasaan yang pertama kali antara dua pemerintahan sipil yang dipilih secara demokratis dalam hampir 66 tahun sejarah Pakistan.
Sharif, yang berusia 63 tahun, memperoleh 244 suara dalam parlemen dengan jumlah kursi 342 itu, yang mengembalikannya ke jabatan perdana menteri untuk masa jabatan ketiga, yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ia akan secara resmi dilantik hari ini.
Sharif telah mengatakan ia ingin melanjutkan hubungan baik dengan Amerika Serikat. Tetapi, ia memperingatkan bahwa Washington harus menanggapi keprihatinan Pakistan secara sungguh-sungguh tentang serangan pesawat tak berawak terhadap militan.
Serangan-serangan pesawat tak berawak di sepanjang perbatasan Afghanistan sangat tidak populer diantara rakyat Pakistan, yang mengatakan serangan-serangan tersebut telah menewaskan warga sipil.
Sharif adalah perdana menteri Pakistan dari tahun 1990 sampai tahun 1993, ketika ia dipaksa untuk mengundurkan diri atas tuduhan korupsi. Ia kembali menjadi perdana menteri tahun 1997, tetapi digulingkan oleh kudeta militer dua tahun kemudian.