Pemerintah Pakistan hari Kamis (7/3), mengatakan, sebuah upaya kontra-ekstremisme di seluruh negara telah mengambil alih 216 pesantren dan lembaga pendidikan yang dioperasikan oleh kelompok Islamis terlarang.
Kementerian Dalam Negeri Pakistan mengatakan, pemerintah provinsi juga mengambil alih kendali dari 176 fasilitas layanan kesehatan dan ambulans yang dikelola oleh entitas terlarang.
Katanya, operasi ini merupakan bagian dari upaya untuk membrantas ekstremisme keagamaan, katanya, “badan penegak hukum Pakistan telah menahan 121 orang terkait operasi ini.”
Peningkatan penumpasan ini, menurut para kritik, berasal dari tekanan global semakin besar terhadap Islamabad setelah terjadi pemboman bunuh diri pada 14 Februari di kawasan Kashmir di mana India menuduh Pakistan sebagai penyebabnya, dan menurut laporan tindakan itu diklaim oleh kelompok militan Jaish e-Mohammad yang berbasis di Pakistan. (jm)