Pemimpin militer NATO, Jenderal Amerika Philip Breedlove, mengatakan persekutuan itu membutuhkan informasi intelijen yang lebih baik dari lapangan di Ukraina timur, tempat pasukan Rusia sepertinya memperkuat pertahanan wilayah yang diambil alih militernya meskipun gencatan senjata sudah berlaku dua bulan.
Penilaian Breedlove itu dikeluarkan Kamis (30/4), dalam kesaksian di hadapan komisi Angkatan Bersenjata Senat Amerika di Washington. Ia menuduh Moskow memberi pemberontak pro-Rusia di timur Ukraina “senjata berat, pelatihan dan pemantauan,” serta “dukungan “tembakan artileri dan pertahanan udara tingkat operasional dan taktis.”
Breedlove juga mengakui “adanya kekosongan yang kritis dalam pengumpulan dan analisa informasi intelijen di timur Ukraina, sementara kebutuhan intelijen meningkat dalam “lingkungan ancaman” yang juga mencakup perang saudara di Suriah dan ketidak stabilan di Afrika utara yang ditimbulkan banjir imigran gelap ke Eropa.
Ia menganggap kekosongan sumber informasi intelijen itu disebabkan penurunan besar pengumpulan informasi intelijen di Rusia sejak berakhirnya Perang Dingin, sementara aset intelijen Barat telah dialihkan ke perang di Irak dan Afghanistan.