Lebih dari 150 dokter telah menyerukan agar para tahanan di Teluk Guantanamo yang melakukan mogok makan diberi perawatan medis independen.
LONDON —
Seruan perawatan medis independen itu disampaikan dalam sebuah surat terbuka yang dipublikasikan hari Rabu oleh jurnal medis Inggris “The Lancet”. Salah satu yang menandatangani surat terbuka itu adalah Frank Arnold – seorang dokter yang berbasis di Inggris.
“Ini adalah prinsip umum kode etik medis di seluruh dunia – sebagaimana diterapkan oleh World Medical Association dan didukung oleh PBB – bahwa memaksa perawatan medis pada pasien yang kompeten tapi tidak berkenan merupakan sebuah pelanggaran,” kata Arnold.
Ada seratus enam puluh enam tahanan ditahan di Guantanamo. Lebih dari 100 dari mereka mogok makan – ada yang malah sudah lima bulan.
Pejabat-pejabat militer mengatakan puluhan tahanan telah menerima “enteral feeding” atau pemberian cairan yang diresepkan lewat sebuah tabung yang dimasukkan langsung ke hidung dan tenggorokan.
Bulan lalu 13 tahanan menulis ke sebuah surat kabar Inggris “The Guardian”, meminta perawatan dokter sipil. Mereka mengatakan dokter-dokter militer telah memaksa pemberian makanan diluar kehendak mereka dan menambahkan bahwa mereka tidak percaya pada para dokter itu.
Frank Arnold menambahkan, “Para pelaku mogok makan ini membutuhkan dokter yang bisa mereka percaya. Mereka tidak percaya pada para dokter yang bekerja berdasarkan naskah yang ditulis bagi mereka oleh pakar non-medis, yaitu para komandan kamp dan atasan mereka di Pentagon”.
Para tahanan memprotes kegagalan pemerintah Amerika untuk mengadili mereka dan kegagalan membebaskan tahanan yang telah dinyatakan bebas.
Juru bicara Pentagon hari Rabu mengatakan kepada VOA, Departemen Pertahanan tidak menjawab surat-surat yang ditujukan kepada badan-badan pemerintah lewat pers.
Kolonel Angkatan Laut Robert Durand – juru bicara fasilitas tahanan Guantanamo mengatakan, para tahanan diberi makanan secara paksa untuk mencegah upaya membahayakan diri mereka sendiri. Ia menambahkan merupakan tugas para pengawas di Guantanamo untuk memastikan agar para tahanan ditahan dengan cara-cara yang aman dan manusiawi.
Douglas Murray – Wakil Direktur Henry Jackson Society – sebuah kelompok penelitian di London mengatakan, petugas-petugas di Teluk Guantanamo seharusnya diijinkan mengambil keputusan terbaik bagi para tahanan tanpa campur tangan pihak luar.
“Sepengetahuan saya – dan saya kira sejauh yang diketahui para pengamat, dokter medis di Teluk Guantanamo itu lebih dari cukup. Ini adalah fasilitas yang melampau dan bahkan melebihi norma-norma pada sebagian besar fasilitas penjara,” ujar Murray.
Ketika Presiden Barack Obama mulai berkuasa tahun 2009, ia berjanji akan menutup penjara di Guantanamo dan baru-baru ini menegaskan kembali janjinya itu.
“Ini adalah prinsip umum kode etik medis di seluruh dunia – sebagaimana diterapkan oleh World Medical Association dan didukung oleh PBB – bahwa memaksa perawatan medis pada pasien yang kompeten tapi tidak berkenan merupakan sebuah pelanggaran,” kata Arnold.
Ada seratus enam puluh enam tahanan ditahan di Guantanamo. Lebih dari 100 dari mereka mogok makan – ada yang malah sudah lima bulan.
Pejabat-pejabat militer mengatakan puluhan tahanan telah menerima “enteral feeding” atau pemberian cairan yang diresepkan lewat sebuah tabung yang dimasukkan langsung ke hidung dan tenggorokan.
Bulan lalu 13 tahanan menulis ke sebuah surat kabar Inggris “The Guardian”, meminta perawatan dokter sipil. Mereka mengatakan dokter-dokter militer telah memaksa pemberian makanan diluar kehendak mereka dan menambahkan bahwa mereka tidak percaya pada para dokter itu.
Frank Arnold menambahkan, “Para pelaku mogok makan ini membutuhkan dokter yang bisa mereka percaya. Mereka tidak percaya pada para dokter yang bekerja berdasarkan naskah yang ditulis bagi mereka oleh pakar non-medis, yaitu para komandan kamp dan atasan mereka di Pentagon”.
Para tahanan memprotes kegagalan pemerintah Amerika untuk mengadili mereka dan kegagalan membebaskan tahanan yang telah dinyatakan bebas.
Juru bicara Pentagon hari Rabu mengatakan kepada VOA, Departemen Pertahanan tidak menjawab surat-surat yang ditujukan kepada badan-badan pemerintah lewat pers.
Kolonel Angkatan Laut Robert Durand – juru bicara fasilitas tahanan Guantanamo mengatakan, para tahanan diberi makanan secara paksa untuk mencegah upaya membahayakan diri mereka sendiri. Ia menambahkan merupakan tugas para pengawas di Guantanamo untuk memastikan agar para tahanan ditahan dengan cara-cara yang aman dan manusiawi.
Douglas Murray – Wakil Direktur Henry Jackson Society – sebuah kelompok penelitian di London mengatakan, petugas-petugas di Teluk Guantanamo seharusnya diijinkan mengambil keputusan terbaik bagi para tahanan tanpa campur tangan pihak luar.
“Sepengetahuan saya – dan saya kira sejauh yang diketahui para pengamat, dokter medis di Teluk Guantanamo itu lebih dari cukup. Ini adalah fasilitas yang melampau dan bahkan melebihi norma-norma pada sebagian besar fasilitas penjara,” ujar Murray.
Ketika Presiden Barack Obama mulai berkuasa tahun 2009, ia berjanji akan menutup penjara di Guantanamo dan baru-baru ini menegaskan kembali janjinya itu.