WASHINGTON DC —
Dalam pidato mengenai keamanan nasional dan strategi kontra-terorisme Amerika, Presiden Amerika Barack Obama mengumumkan langkah-langkah tambahan untuk menegaskan kembali janjinya menutup fasilitas penahanan militer di Teluk Guantanamo, Kuba.
Presiden Barak Obama mengatakan Guantanamo "telah menjadi simbol di seluruh dunia tentang Amerika yang melecehkan aturan hukum."
Dalam pidato hari Kamis (23/5) di Universitas Pertahanan Nasional di Washington, Presiden Obama menyerukan Kongres Amerika untuk mencabut larangan pemindahan 166 tahanan di Guantanamo.
Obama mengatakan ia telah meminta Departemen Pertahanan Amerika untuk mencari sebuah daerah di Amerika Serikat untuk membentuk komisi militer bagi setiap tahanan untuk memutuskan pemindahannya ke negara-negara lain, dan mengadili para tahanan dalam pengadilan sipil atau sistem peradilan militer. Presiden Obama mengatakan ia telah menunjuk seorang pejabat untuk mengatur pemindahan tahanan-tahanan itu ke negara-negara lain.
DPR Amerika dan Gedung Putih tidak sepakat dalam penentuan nasib para tahanan. Sementara itu, tahanan-tahanan tersebut telah dipenjarakan selama bertahun-tahun tanpa dikenai dakwaan kejahatan atau diadili di pengadilan.
Dalam pidatonya Presiden Obama juga membahas penggunaan pesawat tak berawak.
"Kita harus ingat bahwa teroris-teroris yang kita kejar itu mensasarkan warga sipil, dan jumlah korban yang tewas akibat tindakan terorisme mereka terhadap umat Islam ternyata jumlahnya jauh melebihi perkiraan korban sipil dari serangan pesawat tak berawak. Jadi untuk tidak bertindak bukanlah sebuah pilihan," kata Obama.
Pidato Presiden Obama disampaikan beberapa jam setelah pemerintah Amerika mengatakan serangan pesawat-pesawat tak berawak di luar negeri telah menewaskan empat orang warganegara Amerika.
Aparat penegak hukum Amerika mengatakan bahwa salah seorang dari empat orang warganegara Amerika itu adalah pemuda yang meninggalkan Amerika ke Pakistan dan berniat terlibat dalam tindak terorisme kekerasan terhadap Amerika Serikat.
Presiden Barak Obama mengatakan Guantanamo "telah menjadi simbol di seluruh dunia tentang Amerika yang melecehkan aturan hukum."
Dalam pidato hari Kamis (23/5) di Universitas Pertahanan Nasional di Washington, Presiden Obama menyerukan Kongres Amerika untuk mencabut larangan pemindahan 166 tahanan di Guantanamo.
Obama mengatakan ia telah meminta Departemen Pertahanan Amerika untuk mencari sebuah daerah di Amerika Serikat untuk membentuk komisi militer bagi setiap tahanan untuk memutuskan pemindahannya ke negara-negara lain, dan mengadili para tahanan dalam pengadilan sipil atau sistem peradilan militer. Presiden Obama mengatakan ia telah menunjuk seorang pejabat untuk mengatur pemindahan tahanan-tahanan itu ke negara-negara lain.
DPR Amerika dan Gedung Putih tidak sepakat dalam penentuan nasib para tahanan. Sementara itu, tahanan-tahanan tersebut telah dipenjarakan selama bertahun-tahun tanpa dikenai dakwaan kejahatan atau diadili di pengadilan.
Dalam pidatonya Presiden Obama juga membahas penggunaan pesawat tak berawak.
"Kita harus ingat bahwa teroris-teroris yang kita kejar itu mensasarkan warga sipil, dan jumlah korban yang tewas akibat tindakan terorisme mereka terhadap umat Islam ternyata jumlahnya jauh melebihi perkiraan korban sipil dari serangan pesawat tak berawak. Jadi untuk tidak bertindak bukanlah sebuah pilihan," kata Obama.
Pidato Presiden Obama disampaikan beberapa jam setelah pemerintah Amerika mengatakan serangan pesawat-pesawat tak berawak di luar negeri telah menewaskan empat orang warganegara Amerika.
Aparat penegak hukum Amerika mengatakan bahwa salah seorang dari empat orang warganegara Amerika itu adalah pemuda yang meninggalkan Amerika ke Pakistan dan berniat terlibat dalam tindak terorisme kekerasan terhadap Amerika Serikat.