Para Pedagang Hewan Kurban di Afghanistan Keluhkan Kurangnya Pembeli

Seorang anak laki-laki Afghanistan menunggu pelanggan di pasar ternak menjelang perayaan Idul Adha, di tengah penyebaran COVID-19 di Kabul, Afghanistan, 30 Juli 2020. (REUTERS/Mohammad Ismail)

Para pedagang hewan kurban di Afghanistan mengeluh. Mereka tidak mendapatkan cukup pembeli menjelang perayaan Idul Adha tahun ini. 

Lalai, pedagang sapi di sebuah pasar hewan kurban di Kabul, mengaku, ia kemungkinan merugi tahun ini.

“Setiap tahun saya beternak sekitar 30 sampai 35 ekor anak sapi, saya memelihara semuanya selama tiga sampai empat bulan, kemudian saya bawa ke Kabul untuk dijual. Ini semua sapi saya, saya membawa semua ini tadi malam, dan sejauh ini belum satupun terjual,” keluhnya.

Ya, Lalai kemungkinan merugi, karena biaya memelihara sapi itu tidak murah. Menurutnya, meningkatkan harga sapi untuk menutupi ongkos pemeliharaan bukanlah solusi yang diinginkannya sewaktu pasar sepi pembeli.

Pengakuan serupa dilontarkan Wali Jan, pedagang sapi lain di pasar yang sama.
“Kami memberi makan sapi-sapi dengan roti dan dedak. Di masa lalu, kami biasa membeli sekarung roti seharga $1,50, tetapi sekarang kami membeli setiap karung seharga $2,50,” komentarnya.

Seorang pria Afghanistan menuntun sapi untuk dijual di pasar terbuka di Kabul 3 November 2011. (REUTERS/Omar Sobhani)

Jan mengatakan harga pakan ternak yang meningkat, pada gilirannya akan memaksa para peternak menaikkan harga dan ini berarti semakin memperburuk bisnis.

Maidin, pembeli hewan kurban yang hanya bersedia menyebutkan nama depannya, mengatakan, kesulitan ekonomi menyebabkan banyak orang tidak mampu atau menahan diri untuk membeli hewan kurban. “Dulu orang beli domba dan sapi, tapi sekarang tidak mampu karena kemiskinan meningkat. Banyak domba dan sapi di sini, tapi pembelinya sedikit,” jelasnya.

Your browser doesn’t support HTML5

Para Pedagang Hewan Kurban di Afghanistan Keluhkan Kurangnya Pembeli

Pendapat serupa dilontarkan Mohammad Hasan, seorang pedagang hewan kurban. Di bawah pemerintahan Taliban saat ini, banyak orang kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

“Di bawah pemerintahan sebelumnya, orang dapat membeli sapi dan domba karena mereka memiliki pendapatan yang baik. Sekarang, orang-orang miskin, mereka tidak punya apa-apa. Orang juga tidak punya pekerjaan, juga tidak punya uang. Orang-orang membeli domba berukuran kecil dan sedang, mereka tidak mampu membeli yang besar dan mahal,” katanya.

Pasar hewan kurban di Afghanistan biasanya menjadi tontonan yang menarik setiap tahunnya. Puluhan pedagang mewarnai hewan-hewan ternak dengan cat warna warni untuk menandai hewan mereka. Kesibukan pasar itu biasanya meningkat menjelang hari Idul Adha. [ab/uh]