Sejak bulan Maret, ketika pandemi virus corona semakin parah, sekolah-sekolah dan perguruan tinggi di Amerika menghentikan kegiatan belajar-mengajar di sekolah atau kampus dan menggantinya dengan pembelajaran daring. Namun, sistem pembelajaran demikian ternyata mengalami berbagai hambatan.
Seorang kepala sekolah di Hartford, Connecticut, telah mendatangi para siswa dari rumah ke rumah dan berbicara dengan orang tua anak-anak yang selama ini belum berpartisipasi secara efektif dalam pembelajaran online atau daring.
Investigasi yang dilakukan oleh Tayarisha Stone-Batchelor, seorang kepala sekolah di Hartford, Connecticut, mengungkapkan bahwa masalah absennya anak-anak dari pembelajaran daring berawal dari layanan internet yang tidak dapat diandalkan, kurangnya pengawasan ketika orang tua sedang bekerja, dan sebagian keluarga yang tidak menguasai teknologi yang digunakan.
BACA JUGA: Pemerintah AS Tak Berikan Bantuan untuk Siswa Asing"Para orang tua dihadapkan pada masalah, ketika musim panas tiba, sulit bagi mereka untuk mempertahankan anak-anak tetap termotivasi dan menyelesaikan pekerjaan mereka. Jadi, sebagian karena musim, karena ini musim panas, tapi kami juga melihat adanya kelelahan melakukan banyak pembelajaran daring," kata Tayarisha Stone-Batchelor.
Hampir sepertiga siswa di Rawson Elementary School, sebuah sekolah dasar di Hartford yang dipimpin oleh Tayarisha Stone-Batchelor tidak mengikuti pembelajaran jarak jauh.
Dalam kunjungan Jumat sore lalu ke rumah seorang siswa kelas tiga Jamie-Lee Henderson, kepala sekolah itu dan pengawas sekolah menemukan bocah itu dalam keadaan sangat terganggu akibat matanya terus tertuju pada video game di ponsel pintarnya.
Ayah Jamie-Lee, Oral Henderson, mengatakan putranya merasa nyaman menggunakan komputer dan, sejauh yang diketahuinya, bocah itu mengikuti pelajaran sekolahnya, meskipun sinyal internet lemah.
Selagi tahun akademik hampir berakhir, distrik-distrik di seluruh Amerika dihadapkan pada masalah di mana sejumlah besar siswa tidak muncul kembali ke jalur pembelajaran daring.
Para siswa yang tertinggal juga termasuk yang paling rentan. Di seluruh sistem sekolah Hartford, sekitar 80% siswa hanya sebagian aktif dalam pembelajaran jarak jauh.
Di antara para siswa yang dianggap paling berisiko karena berbagai masalah termasuk absensi pada masa lalu, masalah disiplin dan kemampuan akademik yang buruk, kurang dari setengah dari mereka berpartisipasi dalam pembelajaran jarak jauh.
Pada kunjungan rumah berikutnya, Batchelor bertemu dengan seorang ayah yang mengakui tidak menguasai komputer. Dia mengatakan putrinya menghabiskan berjam-jam dalam program pembelajaran digital.
BACA JUGA: Dampak Covid-19: Kampus di AS Batasi Pendaftaran Mahasiswa AsingPara pengelola sekolah memutuskan di antara mereka sendiri siapa yang akan mengunjungi keluarga siswa yang beraktivitas rendah, berdasarkan siapa yang memiliki hubungan paling dekat.
Tujuan percakapan dengan para orang tua anak didik, kata Batchelor, adalah untuk menekankan bahwa sekolah belum libur, sekolah masih berjalan. Kunjungan ke rumah siswa juga untuk menanyakan apa saja hambatan yang mereka hadapi, serta untuk mengukur pemahaman orang tua tentang proses pembelajaran.
Kunjungan ke rumah siswa memberikan wawasan yang berharga bagi para pendidik sementara mereka berusaha mencari tahu bagaimana sekolah sebaiknya dijalankan pada musim gugur mendatang.
“Hari ini kita bisa melihat itu. Jadi, ada sebagian orang tua dan pengasuh yang tidak ada di rumah. Mereka bekerja, dan walaupun itu bukan merupakan kekhawatiran yang dilontarkan, karena orang tua tidak ada di rumah, kita tahu itu dapat menjadi kendala bagi siswa untuk mengakses pembelajaran, mengingat bahwa mereka tidak memiliki struktur dan dukungan yang diperlukan," kata pengawas sekolah negeri, Hartford Leslie Torres-Rodriguez, dalam salah satu kunjungannya ke rumah siswa.
Banyak distrik melaporkan keterlibatan siswa telah meningkat sejak Maret lalu, yakni pada masa transisi ke pembelajaran jarak jauh, tetapi itu belum mencapai tingkat partisipasi yang penuh.
Sebagian siswa malahan sama sekali tidak ikut di dalam program pembelajaran online ini. [lt/jm]