Parlemen Libya yang diakui internasional memperpanjang mandatnya hari Senin (5/10) melewati batas-waktu 20 Oktober, tindakan yang mungkin akan mempersulit usaha perdamaian PBB.
Seorang juru bicara parlemen menyebut pemungutan suara hari Senin itu “langkah berjaga-jaga sekiranya pembicaraan politik gagal menghindarkan ke-vakum-an politik.”
Para pejabat PBB yang berusaha merundingkan pemerintah persatuan di Libya yang dijadwalkan mulai berdiri tanggal 20 Oktober, pada hari parlemen seharusnya sudah bubar, sebagai batas-waktu persetujuan.
Tidak jelas apa yang akan terjadi sekarang.
Libya terpecah antara parlemen yang diakui internasional dan militan Islamis yang telah merebut ibukota Tripoli, dan mendirikan parlemen mereka sendiri. Usaha PBB untuk menggabung kedua pihak menjadi satu pemerintahan telah gagal sebegitu jauh.
Libya telah kacau sejak diktator yang lama berkuasa Moammar Gaddafi digulingkan dan dibunuh tahun 2011. [gp]