Parlemen Mesir Pilih Panel Perancang Konstitusi

Suasana rapat pertama parlemen Mesir pasca penggulingan kekuasaan Hosni Mubarak di Gedung Parlemen Mesir, Kairo (Foto: dok).

Anggota parlemen dari partai-partai liberal dan sayap kiri menarik diri dari pemungutan suara penting hari Sabtu (24/3) dan mengatakan Ikhwanul Muslim berusaha memonopoli keanggotaan panel tersebut.

Parlemen Mesir yang baru terpilih telah memilih anggota dewan (panel) yang akan merancang konstitusi pertama negara itu, sejak penggulingan kekuasaan Presiden Hosni Mubarak tahun lalu.

Meski demikian anggota parlemen dari partai-partai liberal dan sayap kiri menarik diri dari pemungutan suara penting hari Sabtu dengan mengatakan kelompok politik yang paling berpengaruh di negara itu, Muslim Brotherhood / Ikhwanul Muslim yang menang besar dalam pemilu parlemen awal tahun ini berusaha memonopoli panel yang beranggotakan 100 orang itu.

Partai-partai liberal mengatakan konstitusi yang permanen seharusnya tidak hanya disusun oleh pemenang satu pemilu saja, tapi oleh seluruh lapisan politik dan ideologi dalam dewan itu dan mewakili semua sektor masyarakat Mesir.

Perebutan kekuasaan mengenai masa depan konstitusi sudah berlangsung antara eksekutif yang didukung angkatan darat dan parlemen Mesir yang ingin membatasi kekuasaan presiden.

Konstitusi baru itu akan menentukan perimbangan kekuatan antara parlemen yang didominasi Islam dan presiden yang pernah sangat berpengaruh sebelumnya.

Masalah utama lainnya adalah peran hukum Syariah Islam yang menjadi sumber berbagai interpretasi termasuk peran militer dan masa depan penguasa militer di negara itu.