Parlemen UE Dukung Ukraina soal Pencabutan Pembatasan Senjata Barat

Parlemen Eropa di Strasbourg Kamis (19/9) mengadopsi resolusi yang menyerukan negara-negara Uni Eropa membiarkan Ukraina menggunakan senjata Barat ke target militer di wilayah Rusia (foto: dok).

Parlemen Eropa pada Kamis (19/9) mengadopsi sebuah resolusi, yang menyerukan negara-negara Uni Eropa, membiarkan Ukraina menggunakan senjata Barat, untuk menyerang target militer di dalam wilayah Rusia. Rencana itu sendiri memicu teguran keras dari Moskow.

Kyiv telah memohon kepada sekutu-sekutunya, mengizinkan mereka menggunakan senjata bantuan Barat untuk menyerang target militer “yang sah”, jauh di dalam wilayah Rusia. Target-target itu misalnya pangkalan udara yang digunakan oleh pesawat-pesawat Rusia dalam pemboman mereka terhadap Ukraina.

Anggota parlemen Uni Eropa menyetujui resolusi tersebut, yang tidak mengikat dan tidak mencerminkan sikap 27 negara blok tersebut, dengan 425 suara mendukung, 131 menentang dan 63 abstain, selama sesi pleno di Strasbourg.

Naskah persetujuan tersebut “menyerukan kepada negara-negara anggota untuk segera mencabut pembatasan penggunaan sistem persenjataan Barat yang dikirim ke Ukraina terhadap target militer yang sah di wilayah Rusia.”

Status quo “menghalangi kemampuan Ukraina sepenuhnya melaksanakan haknya, untuk membela diri berdasarkan hukum publik internasional dan membuat Ukraina rentan terhadap serangan terhadap penduduk dan infrastrukturnya,” demikian bunyi resolusi tersebut.

BACA JUGA: Putin Perintahkan Penambahan Personel Angkatan Darat Rusia Jadi Kedua Terbesar Setelah China

Sementara itu di Rusia, menggaungkan ulang peringatan sebelumnya yang telah diberikan Presiden Vladimir Putin, presiden majelis rendah Rusia Duma, Vyacheslav Volodin, mengutuk pemungutan suara tersebut. Dia mengatakan bahwa Rusia akan memberikan “respons keras” jika resolusi tersebut ditindaklanjuti.

“Apa yang diminta Parlemen Eropa mengarah pada perang dunia dengan menggunakan senjata nuklir,” kata Volodin

Dia memperingatkan, bahwa rudal Rusia dapat menghantam Strasbourg dalam beberapa menit setelah peluncuran.

Di pihak Ukraina, Menteri Luar Negeri. Andriy Sybiga menyambut baik resolusi tersebut yang menurutnya menunjukkan “ketegasan dan kepemimpinan” dari Parlemen Eropa.

Kyiv menginginkan lebih banyak fleksibilitas untuk menyerang lapangan udara Rusia dan target militer lainnya yang lebih jauh dari garis depan, yang menurutnya penting bagi invasi Moskow.

Amerika Serikat dan Inggris telah berdiskusi untuk mengizinkan Ukraina melakukan hal itu, tetapi negara-negara Uni Eropa tetap berbeda sikap atas masalah tersebut.

Bulan ini, Putin memperingatkan bahwa lampu hijau penggunaan senjata jarak jauh jauh ke dalam wilayah Rusia, akan membuat aliansi militer NATO “berperang” dengan Moskow.

Washington saat ini mengizinkan Ukraina untuk hanya menyerang target Rusia di wilayah Ukraina yang diduduki, dan beberapa di wilayah perbatasan Rusia yang terkait langsung dengan operasi tempur Moskow. [ns/ka]