Partai Mantan PM Pakistan Imran Khan Batal Pakai Logo Pemukul Kriket

Pendukung Imran Khan, pemain kriket Pakistan yang menjadi politisi dan ketua partai politik Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) memegang tongkat kriket dalam skala besar selama kampanye pemilu di Lahore, 5 Mei 2013. (Foto: Reuters )

Mahkamah Agung Pakistan pada Sabtu (13/1) menolak upaya partai mantan perdana menteri Imran Khan untuk mempertahankan simbol tradisional pemilu, yaitu gambar bat atau pemukul bola dalam olahraga kriket. Putusan tersebut merupakan kemunduran baru bagi pemimpin yang dipenjara menjelang pemilihan umum.

Partai Khan, yang berselisih dengan jenderal-jenderal militer yang berkuasa, bergulat dengan tindakan represif yang didukung militer yang meningkat menjelang pemungutan suara pada 8 Februari. Partai Khan, Tehreek-e-Insaf (PTI) Pakistan, menuduh militer berusaha untuk tidak melibatkan mereka dalam pemilihan umum, sebuah tuduhan yang dibantah oleh pihak militer.

Simbol partai di surat suara sangat penting bagi para pemilih untuk dapat mengidentifikasi kandidatnya di negara Asia Selatan yang berpenduduk 241 juta jiwa. Mayoritas daerah pemilihan di Pakistan berada di daerah pedesaan dengan tingkat literasi.

BACA JUGA: MA Pakistan Pulihkan Simbol Partai Mantan PM Imran Khan yang Dipenjara  

Ketua Hakim Qazi Faez Isa mengumumkan keputusan tersebut dalam siaran langsung larut malam mengenai proses persidangan di situs web pengadilan tinggi.

Dengan tidak diizinkan menggunakan logo lama, calon-calon legislator PTI harus bersaing dalam pemilu dengan menggunakan simbol-simbol pribadi secara individual. Hal itu dapat membingungkan para pemilihnya.

“Sejauh ini, ini adalah keputusan terburuk yang berdampak pada jutaan pemilih,” kata partai tersebut dalam sebuah pernyataan. Ketua partai, Barrister Gohar Khan, mengumumkan bahwa kandidatnya akan mengikuti pemilu sebagai calon independen.

Komisi Pemilihan Umum Pakistan (ECP) telah menghapus simbol PTI dengan alasan teknis bahwa PTI tidak menyelenggarakan pemilu intra-partai, yang merupakan prasyarat bagi partai politik mana pun untuk ikut serta dalam pemilu nasional.

BACA JUGA: Badan HAM Pakistan Ragu Pemilu Parlemen Dapat Berlangsung Bebas dan Adil

Partai tersebut telah menantang keputusan itu di pengadilan tinggi.

Kampanye pemilu, yang tertunda sejak November, berjalan tidak menarik di tengah lingkungan politik yang tidak menentu. Khan, 71 tahun, dipenjara dan didiskualifikasi dari pemilu.

Saingan utamanya dan mantan perdana menteri tiga kali Nawaz Sharif dibebaskan dari semua kasus pengadilan dan larangan seumur hidup untuk mengikuti pemilu. Para analis mengatakan bahwa ia tampaknya menjadi yang terdepan, berkat apa yang mereka katakan sebagai dukungan militer, sebuah keuntungan di negara di mana para jenderal militer sebagian besar memutuskan untuk membentuk atau menghancurkan suatu pemerintahan. Tentara mengatakan hal itu sebagai apolitis. [ah/ft]