Perdana Menteri Pakistan yang terguling, Imran Khan, pada Sabtu (26/11) mengatakan bahwa partainya telah memutuskan untuk mundur dari dewan perwakilan rakyat daerah. Keputusan itu diambil di tengah gejolak politik di negara itu.
Khan mengumumkan langkah politik yang tak terduga itu ketika berpidato di Rawalpindi, di depan puluhan ribu pendukung partainya, Tehreek-e-Insaf (PTI) yang beroposisi dengan pemerintah.
Mantan perdana menteri populis yang berusia 70 tahun itu telah memimpin protes besar di seluruh negara itu untuk mendesak penerusnya, Perdana Menteri Shehbaz Zharif, agar mengadakan pemilu sela. Khan digulingkan lewat mosi tidak percaya parlemen pada April.
"Kami tidak mau menjadi bagian dari sistem ini lagi. Kami telah memutuskan untuk berhenti dari segala majelis dan keluar dari sistem yang korup ini," kata Khan kepada massa pendukungnya yang berkumpul di luar ibu kota Pakistan, Islamabad.
Ia mengatakan akan segera mengadakan pertemuan para pemimpin senior partai untuk memutuskan jadwal bagi semua wakil rakyat dari PTI untuk mundur serentak dari dewan legislatif daerah.
Khan telah berjanji untuk berpawai di ibu kota Pakistan dengan para pendukungnya, tapi pada Sabtu (26/11) mengumumkan untuk mengakhiri kampanye itu.
Menteri Luar Negeri Bilawal Bhutto Zardari menggambarkan aksi protes Khan pada Sabtu (26/11) sebagai "sandiwara yang gagal untuk menyelamatkan muka." [vm/ftt]