Pasar Taruhan Olahraga Dunia Sedot US$1 Triliun Per Tahun

Tempat taruhan dan judi olahraga di Las Vegas Hilton in Las Vegas, Nevada. (Foto: Dok)

Uang dalam jumlah besar selalu menarik elemen kriminal, demikian juga dengan taruhan olahraga.
Piala Dunia di Brazil bulan depan tidak hanya akan membawa keceriaan di seluruh dunia. Acara ini juga akan memicu demam taruhan di seluruh dunia, yang saat ini melibatkan olahraga internasional dari jenis apa pun.

"Dari pasar judi ilegal, pasar abu-abu yang tidak teregulasi dengan baik dan pasar judi legal, hampir US$1 triliun per tahun dipertaruhkan dalam olahraga saat ini," ujar Chris Eaton, direktur integritas olahraga dari Pusat Keamanan Olahraga Internasional (ICSS) di Qatar dan Sorbonne di Paris.

Para analis mengatakan satu miliar dolar dipertaruhkan di seluruh dunia pada pertandingan Piala Dunia 2010. Dan pertandingan-pertandingan playoff 2014 diperkirakan akan mengumpulkan uang judi lebih banyak dari itu.

Eaton mengatakan aksi judi pada satu liga sepakbola saja, yaitu Liga Premier di Inggris, mengumpulkan lebih dari satu miliar dolar per tahun.

Uang dalam jumlah besar selalu menarik elemen kriminal, demikian juga dengan taruhan olahraga.

Keamanan Olahraga melaporkan bahwa judi olahraga digunakan di seluruh dunia oleh sindikat-sindikat kejahatan terorganisir untuk mencuci $140 miliar per tahun. Lembaga itu juga mengatakan 80 persen dari total aktivitas taruhan olahraga adalah ilegal.

Meningkatnya peran Internet dalam lebih dari 20 tahun terakhir juga menambah lebih banyak aktivitas judi, menurut laporan tersebut, yang mengatakan bahwa Internet sekarang mengelola 30 persen dari aksi perjudian.

Daripada mencari bandar ilegal atau pergi ke kios taruhan, seperti Ladbrokes dan William Hill di Inggris, para penjudi hanya perlu komputer dan kartu kredit.

Inggris, menurut studi itu, memiliki jumlah izin judi daring terbesar, yaitu 114 operasi, disusul Malta dengan 86.

Selain menaruh uang judi lebih mudah, Internet juga memungkinkan elemen-elemen kriminal untuk membentuk operasi-operasi global yang mengalirkan dan mengirim keutungan-keuntungan ke rekening-rekening bank di negara-negara dengan aturan yang longgar.

Laporan tersebut juga mengatakan judi olahraga legal hanya menambah sekitar $6 miliar ke pundi-pundi pajak nasional secara global, sebagian kecil dari jumlah keseluruhan.

Dominasi Asia

Laporan ICSS-Sorbonne menunjukkan bahwa Asia mencakup 53 persen dari judi ilegal di seluruh dunia, sebagian besar karena mayoritas negara-negara Asia Timur tidak mengizinkan judi legal. Itu sebabnya mengapa kasino-kasino di tempat-tempat seperti Makau menarik sejumlah besar penjudi dari China daratan.

Dan ternyata kios-kios judi ilegal, bandar dan rumah-rumah judi legal terhubungkan dalam sebentuk "manajemen risiko" yang mirip dengan yang dilakukan dalam industri asuransi, di mana perusahaan-perusahaan besar menyokong yang lebih kecil.

"Jadi ada jaringan bandar yang padat di seluruh negara seperti China dan Vietnam," ujar David Forrest, analis judi dari University of Salford di Inggris.

“Dan bandar-bandar kecil itu mengambil uang taruhan dan mengopernya ke dalam jaringan supaya mereka tidak menanggung risiko sendiri," ujarnya. "Dan di puncak rantai ini ada bandar-bandar legal, yang terdaftar di Filipina, yang merupakan lima bandar terbesar di seluruh dunia."

Filipina merupakan pusat judi internasional karena aturan perundangan mengenai judi relatif lemah di negara ini. Sejumlah besar uang tunai dapat keluar masuk tanpa kesulitan berarti, ujar para analis.

Judi ilegal telah meniru beberapa praktik Wall Street di mana pialang investasi 'hedge fund' dapat mengambil posisi mendukung atau melawan saham atau sekuritas tertentu untuk menjamin adanya keuntungan apapun hasilnya.

"Bandar ilegal akan mengumpulkan taruhan mereka, dan jika hasilnya negatif di satu sisi atau yang lain, mereka akan mengimbangi risiko dengan bertaruh pada tim-tim lawan di pasar judi legal," ujar analis judi olahraga Richard Borghesi dari University of South Florida.

Borghesi mengatakan taruhan-taruhan olahraga ilegal di Nevada dan lokasi lain membuat praktik "hedging" semacam itu relatif mudah.

Namun penggelapan uang dan aktivitas terlarang lainnya bukanlah satu-satunya kecurangan. Forrest merujuk pada penipuan yang terjadi pada Januari 2012 yang menciptakan pertandingan fiktif antara Turkmenistan dan Maladewa.

Para operator menaruh iklan-iklan permainan itu untuk menarik penjudi, mengumpulkan uang, dan menciptakan siaran langsung tipuan agar para penjudi dapat mengikuti aksi tersebut.

Skor terakhir, di mana Turkmenistan menang 3-2, adalah hasil yang dirancang agar para penipu mendapatkan hasil sebesar mungkin.

Studi ICSS-Sorbonne menunjukkan bahwa industri judi olahraga harus mengembangkan sistem-sistem pelaporan dan akuntabilitas internasional seperti yang telah dibentuk pasar keuangan global dalam beberapa dekade terakhir.

"Kita perlu model kooperatif yang sama untuk beroperasi di industri judi dan bandar taruhan olahraga internasional," ujar Eaton dari ICSS.

"Jadi akan jelas siapa yang bertransaksi apa dan bagaimana, agar anomali-anomali yang ada bisa teridentifikasi."