Pasca Pemboikotan, Presiden Niger Dilantik

Presiden Niger, Mahamadou Issoufou, berpidato dalam upacara pelantikannya di Palais des Congres di Niamey (2/4). (AFP/Boureima Hama)

Ia berjanji Niger akan tetap terlibat dalam upaya memberantas militan Islamis yang sudah menimbulkan kekacauan dan melakukan pembunuhan di bagian utara Afrika.

Presiden Niger Muhamadou Issoufou hari Sabtu (2/4) dilantik untuk masa jabatan lima tahun, setelah kontroversi pemboikotan pemilihan umum oleh kelompok oposisi.

Issoufou diambil sumpahnya di Niamey, di hadapan kerumunan massa, termasuk sejumlah pemimpin Afrika.

Ia berjanji Niger akan tetap terlibat dalam upaya memberantas militan Islamis yang sudah menimbulkan kekacauan dan melakukan pembunuhan di bagian utara Afrika.

“Teroris jelas tindakan jahat," ujar Issoufou dalam pidato pelantikannya.

“Selama teroris di bagian utara Mali hingga ke Libya tidak diberantas maka kita tidak akan stabil, tidak bisa tidur dengan tenang”.

Issoufou terpilih kembali dalam pemilu putaran kedua dengan meraih 92 persen suara. Kelompok oposisi memboikot pemilu itu ketika kandidat mereka, Hama Amadou, dipenjara karena apa yang dikatakan sebagai tuduhan pelanggaran lalu lintas palsu.

Amadou dibebaskan dengan uang jaminan bulan lalu, tepatnya empat hari sebelum pemilu putaran kedua, karena jatuh sakit di dalam penjara. Ia kemudian diterbangkan ke Paris untuk menjalani perawatan lebih intensif.

Meskipun memiliki kekayaan mineral yang luar biasa, Niger adalah salah satu negara paling miskin di Afrika. Presiden Issoufou berjanji, pemerintah barunya akan menyatukan bangsa dan mendorong pembangunan ekonomi dan sosial. [em]