Polda Jateng Perketat Pengamanan, Pasca Penangkapan 3 Terduga Teroris Kelompok JAD

  • Yudha Satriawan

Polisi bermotor bersenjata lengkap dalam pengamanan wilayah (foto:VOA/Yudha Satriawan)

Densus 88 anti teror menangkap tiga orang tersangka anggota jaringan teroris Jawa Tengah yang diduga sebagai penembak polisi di Tuban, Jawa Timur. Kepolisian di Jawa Tengah melakukan antisipasi agar aksi serupa tidak terjadi pada personil polisi yang bertugas saat Lebaran ini.

Polda Jawa Tengah menggelar langkah antisipasi setelah Densus anti teror menangkap tiga terduga teroris di Kendal dan Temanggung Jawa Tengah, Minggu (18/6). Wakil Kepala Polda Jawa Tengah, Indrajit, saat ditemui di Solo, Senin (19/6), mengatakan personil polisi yang ditugaskan dalam pengamanan Idul Fitri akan dibantu oleh TNI. Indrajit yang berpangkat Jenderal bintang satu ini mengungkapkan polisi yang bertugas juga akan dipersenjatai dan dilengkapi rompi anti peluru.

Your browser doesn’t support HTML5

Pasca Penangkapan 3 Terduga Teroris Kelompok JAD di Jateng, Polda Perketat Pengamanan Personil dan Wilayah

“Untuk personil pengamanan arus mudik Lebaran ini, Polda Jateng menerjunkan 20.100 orang, tambahan BKO dari Mabes Polri ada sekitar 1200-an personil, dan juga ada tambahan lagi dari unsur TNI. Kita arahkan agar semua personil yang ada di wilayah, baik di pos pengamanan maupun di kantor-kantor kepolisian akan dibantu dari TNI. Pengamanan akan kita tingkatkan. Tahun ini semoga tidak terulang lagi peristiwa terorisme seperti tahun lalu. Kita tetap waspada. Itu sudah termasuk SOP (standard operational procedure) kelengkapan kita, senjata api dan rompi anti peluru bagi anggota di lapangan,” ujar Brigjen Indrajit.

Densus anti teror menangkap 3 orang terduga teroris di Temanggung dan Kendal Jawa Tengah, Minggu (18/6). Densus menggeledah dan menyita berbagai barang bukti, termasuk buku-buku bertema jihad, komputer, telepon genggam, tas berisi bahan kimia, dan bendera merah putih bertuliskan bahasa Arab. Polri menyebut tiga orang terduga teroris yang ditangkap ini termasuk jaringan kelompok penembak polisi di Tuban Jawa Timur, April lalu. Anggota kelompok tersebut sebagian berasal dari Jawa Tengah dan tergabung dalam Jamaah Ansharut Daulah atau JAD.

Sementara itu, Wakil Kepala Polresta Solo, Andi Rifai mengungkapkan bahwa Polri kini dalam status siaga satu dan ini akan diberlakukan hingga pasca Idul Fitri.

“Kami sudah menerapkan siaga satu sesuai instruksi pimpinan. Mulai hari ini hingga sepekan setelah Lebaran atau H+7, itu kalau tidak ada perubahan. Personil akan bersenjata dan memakai rompi anti peluru sebagai langkah antisipasi,”ujar AKBP Andi Rifai.

Pengamanan tidak hanya dilakukan aparat keamanan. Solo memiliki sejarah terkait serangan terhadap polisi. Pengamanan wilayah juga dilakukan oleh elemen masyarakat dan pemerintah daerah. Kepala satpol PP Pemkot Solo, Sutarja mengungkapkan pengamanan wilayah, termasuk patroli melibatkan petugas linmas (perlindungan masyarakat) atau yang dulu dikenal dengan sebutan Hansip atau pertahanan sipil.

“Tetap patroli akan kita tingkatkan. Kita sudah koordinasi dengan Polresta maupun KODIM. Ada sekitar 100 personil BKO Polisi danTNI tambahan pengamanan. Linmas kota pemkot ada 125 personil, itu belum Linmas yang ada di setiap kelurahan atau kampung. Totalnya lebih dari 1000 orang,” ujar Kepala Satpol PP Pemkot Solo, Sutarja. [ys/ab]