Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Rabu (17/7), menuduh AS menjadi “kaki tangan langsung” dalam konflik Israel-Palestina karena AS memasok senjata ke Israel.
“Itu pula yang terjadi di Ukraina,” katanya.
"Jika dukungan ini berhenti, pertumpahan darah akan berhenti. Namun, AS tidak mau atau tidak bisa melakukannya," kata Lavrov pada sesi debat terbuka Dewan Keamanan PBB yang membahas Timur Tengah.
“Jelas, yang dikedepankan bukan menyelamatkan nyawa manusia, tetapi manuver yang memungkinkan tingkat popularitas (Biden) naik dalam kampanye pemilu,” cetusnya.
Serangan Hamas ke Israel pada 2023 “tidak dapat digunakan sebagai pembenaran atas tindakan Israel sekarang ini”, imbuh Lavrov yang menyerukan gencatan senjata permanen. Ia juga mengatakan bahwa Rusia mendukung “masuknya Palestina” ke dalam PBB.
BACA JUGA: Sekjen PBB: Kebijakan Israel di Tepi Barat Hancurkan Solusi 2 NegaraMediator-mediator internasional terus mendorong Israel dan Hamas menuju kesepakatan bertahap yang akan menghentikan pertempuran dan membebaskan sekitar 120 orang yang disandera Hamas di Gaza.
Serangan Hamas pada 7 Oktober memicu perang ketika militan menyerbu Israel selatan, menewaskan sekitar 1.200 orang – sebagian besar warga sipil – dan menculik sekitar 250 orang. Sejak itu, serangan darat dan pemboman Israel telah menewaskan lebih dari 38.600 orang di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan wilayah itu. Penghitungan mereka tidak membedakan antara kombatan dan warga sipil. [ka/ab]