Pastor Reformis Minta Paus Berbuat Lebih Banyak

Paus Fransiskus berbicara dengan jurnalis dalam kunjungan ke Brazil (29/7).

Seorang pendeta reformis memuji pernyataan simpatik Paus Fransiskus terhadap kelompok gay namun memintanya berbuat lebih jauh.
Seorang pastor Austria yang menimbulkan kontroversi di Eropa karena tantangannya terhadap ajaran-ajaran gereja Katolik mengenai topik-topik yang tabu mengusulkan agar perempuan diizinkan menjadi pastor dan mengatakan bahwa gay tidak hanya memerlukan pengampunan, namun juga keadilan.

Romo Helmut Schuller, yang dilarang oleh keuskupan-keuskupan di Amerika untuk berbicara di gereja-gereja Katolik dalam sebuah tur di AS yang dimulai pertengahan Juli, menyambut pernyataan Paus Fransiskus baru-baru ini mengenai hak kelompok gay, namun ia mengatakan pembahasan lebih jauh harus dilakukan.

Schuller, pemimpin kelompok pastor Austria yang dikenal sebagai "Call to Disobedience" (Seruan untuk Ketidakpatuhan) menantang ajaran-ajaran gereja untuk topik-topik yang tabu seperti pengangkatan perempuan sebagai pastor dan pengizinan pastor untuk menikah, telah menarik massa yang antusias dalam kunjungan di AS.

Paus baru-baru ini, dalam menanggapi isu masuknya gay dalam pengurusan gereja, mengatakan, “Siapa saya untuk bisa menghakimi mereka?”, meski ia menegaskan ajaran gereja bahwa tindakan homoseksual adalah dosa.

Menanggapi pernyataan Paus, Schuller mengatakan, “Saya kira tidak hanya masalah pengampunan, tapi juga keadilan untuk menghormati orang-orang gay.”
Sementara itu, dalam isu pastor perempuan, Paus Fransiskus bersikukuh bahwa “pintu itu telah tertutup.”

Schuller bertanya, “Siapa yang menutup pintu? Tidak mustahil bahwa diskusi tidak berakhir. Kita tidak hanya harus mengetuk pintu tapi juga berusaha membukanya kembali.” (Reuters/Mary Wisniewski)