Serangan terhadap sepetak tanah terakhir yang diklaim kekhalifahan kelompok teror ISIS di Suriah melambat sementara serangan itu memasuki hari ketiga. Pasukan dukungan AS mengumumkan penundaan itu karena kehadiran warga sipil tambahan yang banyak diantaranya digunakan sebagai perisai manusia.
"Kami memperlambat serangan di Baghouz karena sejumlah kecil warga sipil ditahan sebagai perisai manusia oleh ISIS ," kata Mustafa Bali, juru bicara Pasukan Demokrat Suriah (SDF) yang mengumumkan di Twitter Senin malam.
Bali tidak mengatakan apa yang dilakukan untuk mengeluarkan warga sipil dari Baghuz dan agar tidak membahayakan, meskipun ia memperingatkan penangguhan pertempuran itu tidak akan berlangsung lama.
"Kami tegaskan pertempuran untuk merebut kembali pertahanan ISIS terakhir akan segera berakhir," tulisnya.
Para pejabat koalisi awalnya menyampaikan keprihatinan mengenai kehadiran warga sipil mengingat sengitnya pertempuran itu.
"Koalisi yakin ISIS masih menggunakan warga sipil tak berdosa sebagai perisai manusia, dan jelas-jelas melanggar hukum perang," kata juru bicara koalisi Kolonel Sean Ryan.
Taktik IS menggunakan perisai manusia bukanlah hal baru. Tapi itu bertentangan dengan pernyataan beberapa pejabat SDF, yang mengatakan serangan terakhir tidak akan dimulai sampai semua warga sipil telah dievakuasi dari kantong yang dikuasai ISIS.
Lebih dari 13.000 warga sipil diperkirakan meninggalkan Baghouz pada minggu sebelum serangan SDF hari Jumat. Menurut PBB, 90 persen dari mereka adalah perempuan dan anak-anak di bawah usia 5 tahun, banyak diantaranya kekurangan gizi. [my]