Pasukan Irak Terus Tekan Militan ISIS di Tikrit

Pasukan Irak dan pejuang Syiah dalam pertempuran melawan militan ISIS di provinsi Saladin (2/3).

Sebuah koalisi pasukan Irak terus bergerak maju ke Tikrit pada hari ketiga, menghadapi para penembak jitu ISIS dan bom-bom pinggir jalan.

Pasukan Irak berusaha menyerang kubu pertahanan strategis kelompok ekstremis ISIS yang terletak di utara Baghdad.

Dengan sekitar 30 ribu pejuang bergerak mendekati kota yang dikuasai pemberontak itu, serangan tersebut merupakan yang terbesar di Irak yang dilakukan untuk merebut kembali kontrol atas wilayah yang direbut militan tahun lalu.

Menurut laporan AFP, kelompok ISIS hari Selasa (3/3), mengaku, seorang warga Amerika bernama Abu Dawud al-Amriki melancarkan serangan bunuh diri ke pasukan Irak dekat kota Samarra, lokasi di mana pasukan-pasukan anti-ISIS mengorganisasikan serangan ke Tikrit. Klaim itu tidak dapat diverifikasi secara independen.

Para anggota milisi Syiah dan Kurdi bergabung dengan pasukan Irak di propinsi Saladin, dan dalam usaha yang mendapat publikasi luas untuk menyerbu ibukota propinsi itu yang direbut militan ISIS Juni lalu.

Negara tetangga Iran juga dilaporkan ikut membantu operasi yang melibatkan serangan udara dan pasukan darat itu.

Kemenangan di Tikrit akan menjadi kemajuan penting secara geografis bagi pasukan Irak untuk mendekati Mosul, kota terbesar kedua di Irak yang menjadi kubu pertahanan dan pusat komando ISIS.

Sementara itu, koalisi militer pimpinan Amerika di Irak telah menewaskan lebih dari 8.500 militan ISIS sejak memulai ofensif bulan Agustus, menurut pemimpin koalisi itu hari Selasa.

Jenderal Lloyd Austin, yang memimpin Komando Pusat Amerika, mengatakan kelompok militan itu tidak lagi mampu merebut dan mempertahankan wilayah baru. Sejak pertengahan tahun lalu, ISIS telah menguasai sejumlah wilayah strategis di Irak utara dan barat.

Berbicara di hadapan komisi angkatan bersenjata Senat Amerika, Austin mengatakan ofensif oleh pihak koalisi juga telah menghancurkan ratusan kendaraan, tank dan persenjataan berat ISIS. Ofensif itu, kata Austin, juga telah melumpuhkan sumber-sumber pendanaan ISIS lewat serangan terhadap kilang-kilang minyak terutama di Suriah.