Pasukan Israel menembak dan membunuh seorang remaja gerilyawan Palestina berusia 17 tahun dalam bentrokan di kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki pada Sabtu (21/5), kata kelompok Jihad Islam Palestina.
Militer Israel mengatakan tersangka Palestina tersebut menembaki tentaranya dan melemparkan bom api ke arah mereka. "Para prajurit menanggapi dengan tembakan langsung ke arah para tersangka. Serangan diidentifikasi," kata militer.
Belum jelas apakah remaja yang terbunuh adalah salah satu dari tersangka tersebut. Namun Kementerian Kesehatan Palestina mengkonfirmasi kematiannya.
Kelompok Jihad Islam Palestina menggambarkan remaja tersebut sebagai salah satu anggotanya dan mengatakan dia telah turut dalam pertempuran melawan tentara Israel. Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan dia memegang senapan.
BACA JUGA: Dubes Palestina: Konflik dengan Israel Persoalan Politik, Bukan AgamaPerdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengutuk pembunuhan itu. "Kami memperingatkan konsekuensi dari kejahatan pendudukan yang berkelanjutan terhadap rakyat kami. Kami mendesak masyarakat internasional untuk mengutuk mereka dan meminta pertanggungjawaban pelaku," kata Shtayyeh dalam sebuah pernyataan.
Israel telah meningkatkan serangannya di daerah Jenin sejak akhir Maret, menyusul serangkaian serangan mematikan di kota-kotanya. Beberapa di antaranya dilakukan oleh warga Palestina dari Jenin, yang dianggap sebagai benteng militan.
Sejumlah operasi yang dilakukan Israel sering kali memicu bentrokan. Setidaknya 46 warga Palestina, sekitar seperempat dari mereka di Jenin, telah dibunuh oleh pasukan Israel atau warga sipil bersenjata sejak awal tahun. Korban-korban tersebut termasuk anggota bersenjata kelompok militan, penyerang tunggal dan pengamat.
Pada 11 Mei, Shireen Abu Akleh, seorang Palestina-Amerika dan seorang reporter veteran untuk jaringan TV Al Jazeera yang berbasis di Qatar, ditembak mati di Jenin saat serangan Israel terjadi. Insiden tersebut telah menarik perhatian dunia internasional. Seorang tentara Israel tewas dalam bentrokan di sana dua hari kemudian. [ah]