Militer Korea Selatan dan AS memulai latihan tembak-menembak besar-besaran di dekat perbatasan dengan Korea Utara pada hari Kamis (25/5), meskipun Korea Utara memperingatkan bahwa mereka tidak akan mentolerir apa yang disebutnya latihan invasi yang bermusuhan di depan pintunya.
Latihan pada Kamis tersebut, yang pertama dari lima putaran latihan tembak sekutu hingga pertengahan Juni, menandai 70 tahun pembentukan aliansi militer Seoul dan Washington. Korea Utara biasanya bereaksi terhadap latihan besar Korea Selatan-AS seperti itu dengan uji coba rudal dan senjata lainnya.
Sejak awal tahun 2022, Korea Utara telah menjalankan uji coba lebih dari 100 rudal. Yang terakhir berlangsung pertengahan April lalu sewaktu Korea Utara menembakkan rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat.
Korea Utara berargumen bahwa kecepatan pengujiannya yang tinggi dimaksudkan untuk menanggapi latihan militer yang diperluas antara AS dan Korea Selatan, tetapi para pengamat mengatakan bahwa Korea Utara bertujuan memajukan pengembangan senjatanya untuk kemudian mendapatkan konsesi yang lebih besar dari para pesaingnya dalam diplomasi.
Latihan tembak AS-Korea Selatan, yang disebut "latihan senjata penghancur gabungan", akan menjadi yang terbesar dari sejenisnya. Latihan tersebut telah diadakan 11 kali sejak dimulai pada tahun 1977, menurut Kementerian Pertahanan Korea Selatan.
BACA JUGA: Hadapi Ancaman Korut, AS dan Sekutu-sekutu Asianya Gelar Lebih Banyak Latihan BersamaPara pejabat kementerian itu mengatakan latihan tahun ini akan melibatkan jet tempur siluman canggih, helikopter serang, tank, dan beberapa sistem peluncuran roket dari Korea Selatan dan Amerika Serikat. Belum diketahui berapa banyak tentara yang akan ikut serta dalam latihan tersebut, tetapi latihan sebelumnya pada tahun 2017 – yang terbaru sebelum tahun ini – melibatkan sekitar 2.000 tentara dan 250 aset senjata dari kedua negara.
Pernyataan Kementerian Pertahanan sebelumnya mengatakan latihan itu dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan kinerja operasional gabungan. Pernyataan itu menyebutkan, Korea Selatan dan Amerika Serikat akan berusaha untuk membangun “kemampuan pencegahan dan tanggapan yang luar biasa” untuk mengatasi ancaman nuklir dan rudal Korea Utara. [ab/uh]