Pasukan Perdamaian PBB Terlibat dalam Penembakan Mematikan di Perbatasan Kongo-Uganda

Sejumlah warga Kongo menggelar protes di dalam markas Pasukan Perdamaian PBB untuk Misi di Kongo (MONUSCO) yang terletak di Goma, Republik Demokratik Kongo, pada 25 Juli 2022. Para warga meminta pasukan PBB untuk meninggalkan wilayah mereka. (Foto: AFP/Glody MNurhabazi)

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan bahwa ia marah setelah dua orang tewas dan beberapa lainnya cedera ketika pasukan penjaga perdamaian PBB melepaskan tembakan dalam sebuah insiden di Republik Demokratik Kongo di dekat wilayah perbatasan dengan Uganda pada Minggu (31/7).

Pasukan PBB itu, MONUSCO, mengakui bahwa beberapa pasukan penjaga perdamaiannya telah melepaskan tembakan "karena alasan yang tak dapat dijelaskan." Mereka menambahkan bahwa beberapa orang yang terlibat dalam insiden tersebut telah ditangkap.

BACA JUGA: Protes Keberadaan Misi PBB, Warga Kongo Kembali Turun ke Jalan

Guterres "sedih dan kecewa" saat mengetahui tentang penembakan itu, kata pernyataan PBB.

"Sekjen menekankan dengan keras perlunya akuntabilitas bagi peristiwa-peristiwa itu," tulis pernyataan tersebut.

"Ia menyambut baik keputusan perwakilan khusus di Republik Demokratik Kongo untuk menahan personel MONUSCO yang terlibat dalam insiden itu dan untuk segera memulai penyelidikan," tambahnya.

BACA JUGA: Tiga Penjaga Perdamaian PBB Tewas dalam Demonstrasi Rusuh di Kongo

Republik Demokratik Kongo "mengutuk keras dan menyesalkan insiden yang menyedihkan ini, di mana dua kompatriot tewas dan 15 lainnya cedera menurut hitungan sementara," kata juru bicara pemerintah Patrick Muyaya dalam pernyataan.

Pemerintah mengatakan pihaknya melakukan penyelidikan dengan MONUSCO untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab, mengapa penembakan itu terjadi dan akan memastikan "hukuman berat" dijatuhkan. [vm/ft]