Pasukan Suriah Perlambat Ofensif, Ratusan Warga Keluar dari Daerah Terakhir yang Dikuasai ISIS

Seorang anak berdiri di bak belakang truk setelah diungsikan dari kantong pertahanan terakhir militan Islamic State, di luar Baghouz, Suriah, Senin, 4 Maret 2019 (foto: AP Photo/Andrea Rosa)

Ratusan orang, termasuk pemberontak ISIS, meninggalkan daerah terakhir yang dikuasai ISIS di bagian timur Suriah setelah para pejuang Suriah yang didukung Amerika memperlambat ofensif mereka agar warga dapat keluar.

Eksodus baru itu hanya berselang tiga hari setelah Pasukan Demokratik Suriah yang dipimpin Kurdi, SDF, melanjutkan operasi militer terhadap para militan yang bersembunyi di Baghouz, sebuah desa di tepi Sungai Efrat dekat perbatasan Irak.

Dalam beberapa minggu, ribuan warga sipil juga telah meninggalkan daerah itu dalam serangkaian evakuasi yang terorganisir menyusul meningkatnya pertempuran. SDF mengatakan para pejuangnya terkejut dengan besarnya jumlah warga sipil, termasuk anggota keluarga ISIS, yang berada di daerah yang sudah terkepung itu. Militan ISIS dan keluarga mereka, serta warga sipil lainnya, diduga telah menggunakan terowongan, gua dan lubang-lubang untuk bersembunyi dari serangan udara dan rudal SDF dan pasukan koalisi pimpinan Amerika. SDF mengatakan militan ISIS yang bertahan menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia.

Seorang pejabat SDF urusan media mengatakan lebih dari 1.000 orang, termasuk sejumlah militan, telah meninggalkan daerah itu hari Senin (4/3) lewat jalur-jalur yang disiapkan SDF. Sebelum menaiki truk-truk yang disiapkan, mereka diperiksa terlebih dahulu oleh para pejuang SDF.

Lebih dari 15.000 orang diperkirakan telah meninggalkan daerah itu sejak 20 Februari lalu, menunjukkan adegan dramatis ketika banyak perempuan berpakaian serba hitam dan anak-anak mereka turun dari truk menuju ke sebuah kamp pengungsi. Mereka yang diduga sebagai militan ISIS langsung dipindahkan ke fasilitas penahanan. [em]